Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mampukah Patriot Bonds Menjadi Warisan, Bukan Penyesalan?

26 Agustus 2025   17:25 Diperbarui: 26 Agustus 2025   17:25 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BPI Danantara sedang menyiapkan penerbitan Patriot Bonds. Foto: Republika/Thoudy Badai

Patriot Bonds dibangun di atas prinsip partisipasi sukarela. Dunia usaha diberi ruang untuk mengabdi, bukan sekadar mencari keuntungan. Ini menjadi wajah baru kolaborasi antara pengusaha dan negara.

Namun, gotong royong tidak boleh hanya berhenti pada slogan. Pemerintah harus memastikan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik. Dunia usaha pun perlu menjaga komitmen moral agar kontribusi mereka bukan sekadar investasi, tetapi juga pengabdian.

Gotong royong sejati lahir dari kesadaran bahwa pembangunan adalah tanggung jawab bersama. Jika dunia usaha dan pemerintah berjalan beriringan, Patriot Bonds bisa menjadi tonggak sejarah menuju kemandirian ekonomi nasional.

5. Refleksi Menuju 2045

Patriot Bonds bukan hanya soal pembiayaan, tetapi juga simbol perubahan paradigma. Instrumen ini menunjukkan kesediaan bangsa untuk menukar keuntungan jangka pendek dengan warisan jangka panjang berupa kesejahteraan dan kemandirian.

Namun, simbol tanpa implementasi hanyalah utopia. Jalan menuju Indonesia 2045 harus diisi dengan langkah nyata, bukan sekadar wacana. Patriot Bonds bisa menjadi salah satu pilar, jika dijalankan dengan akselerasi dan prioritas yang tepat.

Refleksi akhirnya sederhana: jangan ulangi kesalahan Agrinas. Pembangunan membutuhkan ketegasan arah, kecepatan eksekusi, dan keberanian mengambil risiko. Hanya dengan itu, Patriot Bonds dapat menjadi warisan positif lintas generasi.

Penutup

Patriot Bonds adalah momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kemandirian pembiayaan. Namun, peluang besar ini juga menyimpan risiko jika tidak dikelola dengan tepat. Akselerasi dan orientasi prioritas menjadi dua kata kunci yang harus dijaga.

Sejarah Agrinas sudah cukup menjadi pengingat. Jangan sampai kita kembali jatuh pada kesalahan yang sama: lamban bergerak, salah menentukan arah, lalu ditinggalkan begitu saja. “Lebih baik melangkah cepat dengan arah yang jelas, daripada berdiam lama hingga kehilangan kesempatan emas.” Wallahu a’lam. 

Disclaimer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun