Dengan demikian, setiap upaya memperkuat pertahanan bangsa seharusnya dimulai dari pendidikan sejarah yang jujur dan menyeluruh. Ini adalah modal utama membangun ketahanan nasional, baik dalam aspek militer maupun sipil.
2. Tentara Kuat, Bangsa Bermartabat
Prabowo menegaskan, "Tidak ada bangsa yang merdeka tanpa tentaranya kuat." Pernyataan ini bukan hanya slogan, melainkan prinsip yang telah terbukti sepanjang sejarah peradaban. Kekuatan militer menjadi penopang kedaulatan dan harga diri bangsa.
Kritiknya tersirat pada kecenderungan sebagian pihak yang menganggap kekuatan pertahanan hanya sekadar formalitas anggaran. Kenyataannya, tanpa kemampuan pertahanan yang memadai, sebuah negara akan rentan diintervensi pihak luar. Pesan ini menjadi pengingat bahwa pertahanan adalah investasi, bukan beban.
Refleksi dari pernyataan tersebut adalah bahwa kemerdekaan sejati bukan sekadar bebas dari penjajah, melainkan memiliki kapasitas untuk menjaga kebebasan itu. Tentara yang kuat tidak hanya berarti senjata modern, tetapi juga mentalitas prajurit yang tangguh, disiplin, dan siap berkorban.
Oleh karena itu, penguatan militer harus sejalan dengan penguatan moral dan karakter prajurit. Kombinasi keduanya akan menjadi benteng tak tergoyahkan dalam menjaga kedaulatan.
3. Bangsa Damai yang Siap Menghadapi Ancaman
Prabowo mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai dan tidak suka perang. Namun, sejarah menunjukkan bahwa setiap kali bangsa ini berupaya bangkit dan menyejahterakan rakyat, selalu ada pihak yang mengganggu.
Pesan ini mengandung kritik terhadap realitas geopolitik di mana kekayaan alam Indonesia kerap menjadi incaran. Dari masa kolonial hingga era modern, gangguan tersebut hadir dalam bentuk yang beragam, mulai dari intervensi ekonomi hingga provokasi politik.
Refleksi pentingnya adalah bahwa cinta damai bukan berarti lemah. Justru, sikap damai harus didukung oleh kekuatan yang membuat pihak lain segan mengusik. Inilah makna dari peace through strength yang relevan di era multipolar seperti sekarang.
Menghadapi tantangan global, Indonesia memerlukan strategi pertahanan yang adaptif, tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga diplomasi dan kolaborasi internasional. Namun, seperti diingatkan Prabowo, inti dari semua itu adalah kesiapan mempertahankan diri.