Dari Bandung ke Bangkok: Saat Maung Bandung Belajar Menjadi Raja Asia
"Perjalanan panjang selalu dimulai dengan langkah pertama---dan Persib sudah melangkah ke luar negeri."
Oleh Karnita
Pendahuluan
Sinar mentari sore memantul di rumput hijau Lapangan Pendamping GBLA, sementara deru semangat para pemain Persib Bandung menggema dalam ritme latihan intensif. Pada Rabu, 9 Juli 2025, Sumedang Bagus memuat artikel berjudul "Persib Gelar Training Camp di Thailand, Siapkan Diri Sambut Liga 1 dan AFC 2025/2026", menyampaikan kabar penting: Persib akan menjalani pemusatan latihan (training camp) di Thailand selama 11 hari, mulai 17 Juli. Bagi publik sepak bola nasional, ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan sebuah babak baru dalam perjalanan profesionalisme klub. Penulis merasa terpanggil mengulasnya karena momentum ini sarat makna dan bisa menjadi cermin pembelajaran klub lain dalam membangun sepak bola yang lebih berkelas.
Di tengah semangat kebangkitan sepak bola Indonesia, langkah Persib patut mendapat perhatian. Dalam sepak bola modern, pemusatan latihan di luar negeri bukan sekadar latihan fisik. Ia adalah simbol keseriusan manajemen klub untuk menembus batas domestik dan bersaing secara regional. Didorong oleh visi pelatih Bojan Hodak dan didukung penuh oleh manajemen PT PBB, pemilihan Thailand bukan hanya soal jarak atau cuaca, melainkan kualitas persaingan yang ditawarkan. Saat banyak klub masih berkutat dengan internal, Persib memilih berinvestasi dalam kekompakan, taktik, dan pengalaman.
Urgensinya tak bisa dianggap enteng. Liga 1 bukan lagi satu-satunya panggung. Dengan tiket kompetisi AFC sudah di tangan, Maung Bandung dituntut bukan hanya konsisten, tapi juga visioner. Keberangkatan ke Thailand menjadi langkah strategis untuk menyambut tantangan dua front: mempertahankan gelar domestik dan menciptakan kejutan di pentas Asia. Oleh karena itu, artikel ini mencoba mengupas lebih dalam lima aspek penting dari TC di Thailand ini---dari sisi manajerial hingga refleksi kulturalnya.
1. TC ke Thailand: Simbol Profesionalisme dan Visi Jangka Panjang
Keputusan Persib menggelar pemusatan latihan di luar negeri patut diapresiasi sebagai langkah strategis yang mencerminkan visi jangka panjang. Thailand bukan hanya dipilih karena jarak geografis yang dekat, tetapi juga karena kualitas kompetisi dan fasilitas pelatihan yang telah terbukti mumpuni di tingkat Asia Tenggara. Dalam hal ini, rekomendasi pelatih Bojan Hodak tidak asal-asalan; ia melihat peluang untuk mengasah tim di medan yang lebih kompetitif.
Dengan berlatih melawan klub-klub Liga Thailand, para pemain Maung Bandung akan memperoleh pengalaman berharga dalam menghadapi intensitas dan kecepatan permainan yang berbeda dari Liga 1. Ini penting mengingat banyak tim Indonesia kerap kewalahan saat tampil di kompetisi Asia akibat kurangnya eksposur terhadap ritme permainan regional. Maka, TC di Thailand adalah investasi taktis dalam pembentukan karakter dan daya tahan tim.
Langkah ini sekaligus memberi pesan penting pada dunia sepak bola nasional: saat klub lain sibuk mencari sponsor untuk seragam, Persib fokus memperkuat pondasi teknis. Ini adalah pergeseran paradigma dari sepak bola hiburan menuju sepak bola industri. TC ke luar negeri bukan kemewahan, melainkan keniscayaan bagi klub yang ingin bersaing secara serius di luar negeri.