Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Digistar Club UGM: Menanam Benih Talenta Digital dari Kampus untuk Negeri

19 Juli 2025   15:37 Diperbarui: 19 Juli 2025   15:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa depan bangsa tergantung pada kualitas manusianya hari ini, dan hari ini dimulai dari kampus-kampus kita. (Dok. Blinkiss  ID)

Digistar Club UGM: Menanam Benih Talenta Digital dari Kampus untuk Negeri

"Masa depan bangsa tergantung pada kualitas manusianya hari ini, dan hari ini dimulai dari kampus-kampus kita." — Henry Christiadi

Oleh Karnita

Pengantar: Investasi Masa Depan Berbasis Talenta Digital

Langit cerah Yogyakarta pagi itu menyambut langkah antusias para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berkumpul di aula kampus. Di tengah suasana dinamis, Telkom Indonesia meresmikan Digistar Club Chapter UGM pada Sabtu, 5 Juli 2025. Acara ini menjadi bagian dari MBA Catalyst Summit 2025, menandai komitmen nyata Telkom dalam membangun komunitas talenta digital dari dalam lingkungan kampus.

Diberitakan oleh Pikiran Rakyat (16 Juli 2025), inisiatif ini merupakan langkah strategis Telkom untuk memperkuat ekosistem pembinaan talenta muda melalui jejaring komunitas yang aktif, kreatif, dan kolaboratif. UGM menjadi simpul kesepuluh dari Digistar Club, memperluas jangkauan program pengembangan talenta seperti Digistar Class, Internship, dan Innovilage ke kampus unggulan nasional.

Urgensi program ini tak bisa diabaikan. Di tengah tantangan digitalisasi dan disrupsi teknologi, Indonesia membutuhkan generasi muda yang tak hanya paham teknologi, tetapi juga mampu memimpin perubahan. Digistar Club hadir menjawab kebutuhan itu, membangun jembatan antara pembelajaran akademik dan kesiapan menghadapi dunia kerja digital yang terus berevolusi.

1. Digistar Club: Membangun Ekosistem Pembelajaran Berkelanjutan di Kampus

Digistar Club bukanlah komunitas biasa. Ia lahir dari visi strategis Telkom untuk menciptakan early talent pipeline yang berkelanjutan. Melalui jejaring alumni program-program seperti Digistar Class, Internship, Innovilage, hingga DigiUp, mahasiswa dibimbing agar tak sekadar belajar teori, tetapi juga mengalami langsung ekosistem dunia digital.

Dengan kehadiran chapter di UGM—kampus riset unggulan nasional—Telkom menegaskan pendekatan multi-node collaboration dalam membangun komunitas digital yang saling belajar, bertumbuh, dan berbagi dampak. UGM menjadi simpul ke-10 dari total 10 kampus ternama yang telah bergabung dalam jejaring nasional ini.
Lebih dari sekadar platform pelatihan, Digistar Club memberi akses pada program yang holistik:

DigiCourse untuk penguatan kompetensi, DigiCamp sebagai pelatihan intensif, DigiTalks untuk berbagi pengalaman praktisi, dan DigiWar sebagai ajang tantangan inovasi nyata.

2. Menjawab Tantangan Dunia Kerja Digital yang Semakin Kompleks

Masa depan bangsa tergantung pada kualitas manusianya hari ini, dan hari ini dimulai dari kampus-kampus kita. (Dok. Blinkiss  ID)
Masa depan bangsa tergantung pada kualitas manusianya hari ini, dan hari ini dimulai dari kampus-kampus kita. (Dok. Blinkiss  ID)

Direktur Human Capital Management Telkom, Henry Christiadi, menyatakan bahwa Digistar Club bukan sekadar bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, melainkan bagian integral dari strategi korporasi yang sadar bahwa bisnis digital hanya dapat tumbuh bersama dengan manusianya.

Talenta digital hari ini dituntut tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga adaptif, komunikatif, dan berpikir sistemik. Di sinilah Digistar berperan sebagai learning community yang memungkinkan mahasiswa mengasah soft skill dan hard skill sekaligus melalui pendekatan berbasis pengalaman.

Peran UGM sebagai mitra strategis juga memperkuat ekosistem ini. Dikenal dengan basis riset dan keilmuan yang kuat, kampus ini memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan pendekatan akademik dengan praktik industri, sehingga terjadi co-creation antara ilmu, teknologi, dan kebutuhan pasar.

3. Dari Kampus ke Komunitas: Membumikan Transformasi Digital

Transformasi digital bukan hanya soal migrasi ke platform daring atau penggunaan teknologi canggih. Ia adalah perubahan pola pikir, budaya kerja, dan etos kolaborasi. Digistar Club hadir sebagai laboratorium sosial di mana mahasiswa bukan hanya digital user, tetapi juga digital changemaker.

Dengan memanfaatkan kekuatan komunitas, mahasiswa diajak untuk menerapkan keterampilan mereka dalam proyek-proyek nyata yang berdampak sosial, seperti Innovilage—sebuah ajang pengembangan solusi digital untuk desa.

Langkah ini sekaligus menjawab kritik terhadap pendidikan tinggi yang kerap terputus dari realitas sosial. Dengan Digistar Club, mahasiswa memiliki ruang aktualisasi diri yang lebih kontekstual, membangun keterhubungan antara kampus, industri, dan masyarakat.

4. Mengokohkan Kolaborasi Strategis antara Dunia Usaha dan Pendidikan Tinggi

Kemitraan Telkom dengan UGM melalui Digistar Club menunjukkan arah baru dalam sinergi dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi. Bukan sekadar sponsor atau perekrutan bakat, tetapi kolaborasi untuk membentuk ekosistem pembelajaran yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Model ini sejalan dengan semangat triple helix (akademisi–industri–pemerintah) dalam mendorong inovasi nasional. Telkom sebagai BUMN menghadirkan peran strategisnya tidak hanya sebagai penyedia layanan telekomunikasi, tetapi juga talent builder dan ecosystem enabler.

Dengan melibatkan perguruan tinggi, Digistar Club menjadi model kolaborasi baru yang layak direplikasi, di mana pengembangan talenta bukanlah tanggung jawab satu pihak, tetapi hasil dari co-investment lintas sektor demi masa depan bangsa.

5. Talenta Unggul sebagai Fondasi Bisnis yang Berkelanjutan

Henry Christiadi menutup pidatonya dengan menekankan bahwa pengembangan insan digital bukan sekadar pelengkap, tetapi fondasi dari pertumbuhan bisnis jangka panjang. Telkom mengakui bahwa keberhasilan finansial dan operasional hanya dapat dicapai jika dibangun di atas pondasi sumber daya manusia yang unggul.

Transformasi digital Indonesia hanya akan berhasil jika talenta digitalnya tumbuh dengan ekosistem yang mendukung: dari pembinaan di kampus, kesempatan untuk berkolaborasi, hingga ruang aktualisasi di industri.

Telkom melalui Digistar telah mengambil langkah awal yang strategis. Namun tantangan sesungguhnya baru dimulai: membangun budaya belajar yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan di kalangan generasi muda.

6. Mendorong Spirit Kepemimpinan Digital Sejak Bangku Kuliah

Digistar Club bukan hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan digital yang adaptif dan kolaboratif. Mahasiswa didorong untuk menjadi penggerak di lingkungannya, memimpin proyek, dan memfasilitasi pembelajaran antaranggota komunitas. Ini adalah pelatihan kepemimpinan berbasis aksi nyata, bukan hanya teori di ruang kelas.

Melalui proyek-proyek berbasis tantangan seperti DigiWar atau Innovilage, mahasiswa diajak merumuskan solusi konkret bagi persoalan masyarakat, dari sektor pendidikan hingga UMKM digital. Pendekatan ini melatih kepemimpinan yang kontekstual—mengakar pada persoalan riil dan berorientasi pada perubahan.

Di tengah kebutuhan akan pemimpin muda yang mampu menavigasi kompleksitas era digital, pendekatan seperti ini sangat strategis. Digistar Club menumbuhkan digital leadership yang tidak hanya paham teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, visi masa depan, dan kemauan berkolaborasi lintas sektor demi kemajuan bangsa.

Penutup: Menyemai Masa Depan dari Akar Rumput Digital

“Talenta digital bukan hanya soal keterampilan teknologi, tapi tentang semangat untuk terus belajar, beradaptasi, dan memberi dampak bagi negeri.” — Henry Christiadi, Direktur Human Capital Management Telkom Indonesia

Peresmian Digistar Club Chapter UGM menjadi tonggak penting dalam upaya menumbuhkan generasi digital yang tak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas dan visi kebangsaan. Dari kampus, benih-benih talenta unggul ditanam, dipupuk dengan nilai kolaborasi, dan diarahkan untuk menghasilkan buah berupa kontribusi nyata bagi negeri.

Jika investasi Telkom ini dijaga dan direplikasi oleh BUMN atau korporasi lainnya, maka Indonesia tak hanya siap menghadapi era digital, tetapi juga mampu memimpinnya dari dalam—dengan talenta-talenta lokal yang bertumbuh dari tanah air sendiri.

Daftar Pustaka

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun