DigiCourse untuk penguatan kompetensi, DigiCamp sebagai pelatihan intensif, DigiTalks untuk berbagi pengalaman praktisi, dan DigiWar sebagai ajang tantangan inovasi nyata.
2. Menjawab Tantangan Dunia Kerja Digital yang Semakin Kompleks
Direktur Human Capital Management Telkom, Henry Christiadi, menyatakan bahwa Digistar Club bukan sekadar bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, melainkan bagian integral dari strategi korporasi yang sadar bahwa bisnis digital hanya dapat tumbuh bersama dengan manusianya.
Talenta digital hari ini dituntut tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga adaptif, komunikatif, dan berpikir sistemik. Di sinilah Digistar berperan sebagai learning community yang memungkinkan mahasiswa mengasah soft skill dan hard skill sekaligus melalui pendekatan berbasis pengalaman.
Peran UGM sebagai mitra strategis juga memperkuat ekosistem ini. Dikenal dengan basis riset dan keilmuan yang kuat, kampus ini memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan pendekatan akademik dengan praktik industri, sehingga terjadi co-creation antara ilmu, teknologi, dan kebutuhan pasar.
3. Dari Kampus ke Komunitas: Membumikan Transformasi Digital
Transformasi digital bukan hanya soal migrasi ke platform daring atau penggunaan teknologi canggih. Ia adalah perubahan pola pikir, budaya kerja, dan etos kolaborasi. Digistar Club hadir sebagai laboratorium sosial di mana mahasiswa bukan hanya digital user, tetapi juga digital changemaker.
Dengan memanfaatkan kekuatan komunitas, mahasiswa diajak untuk menerapkan keterampilan mereka dalam proyek-proyek nyata yang berdampak sosial, seperti Innovilage—sebuah ajang pengembangan solusi digital untuk desa.
Langkah ini sekaligus menjawab kritik terhadap pendidikan tinggi yang kerap terputus dari realitas sosial. Dengan Digistar Club, mahasiswa memiliki ruang aktualisasi diri yang lebih kontekstual, membangun keterhubungan antara kampus, industri, dan masyarakat.
4. Mengokohkan Kolaborasi Strategis antara Dunia Usaha dan Pendidikan Tinggi