Namun, perlu pengawasan ketat terhadap potensi eksploitasi dan ketimpangan perlindungan tenaga kerja, terutama saat mereka berada di luar jangkauan domestik. Perlu sinergi Kemenlu, BNP2TKI, dan perwakilan RI di luar negeri untuk memastikan bahwa hak-hak tenaga profesional Indonesia tetap terlindungi dalam skema migrasi global.
5. Internasionalisasi Pendidikan: Bukan Sekadar Mobilitas
INDPS bukan hanya program pengiriman, tetapi transformasi mindset dalam pendidikan tinggi. Pendidikan tidak lagi hanya soal memenuhi pasar dalam negeri, melainkan mencetak SDM untuk panggung global. Tantangannya kini adalah membangun universitas sebagai pusat inovasi, bukan sekadar pencetak ijazah.
Sayangnya, masih banyak kampus yang melihat internasionalisasi hanya sebagai promosi atau simbol prestise. Padahal, substansinya adalah kemampuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi warga dunia: kompeten, komunikatif, dan kontributif dalam konteks lintas negara. Itulah kenapa INDPS patut dipuji dan direplikasi.
Rekomendasinya, perlu ada peta jalan internasionalisasi yang lebih sistemik dan tidak hanya mengandalkan inisiatif kampus elite. Pemerintah harus memfasilitasi kerja sama pendidikan tinggi yang terdesentralisasi—memberdayakan kampus daerah dengan peluang pelatihan global, dukungan bahasa asing, dan jaringan kerja internasional.
6. Mendulang Devisa, Menata Nilai Ekonomi Diaspora
Kontribusi perawat Indonesia di luar negeri berdampak langsung pada peningkatan devisa negara. Mereka termasuk dalam kategori migrasi tenaga terampil yang cenderung menghasilkan remitansi stabil dan bernilai tinggi. Keberadaan mereka juga memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra ekonomi global yang andal di sektor kesehatan.
Remitansi dari sektor kesehatan tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa investasi pada pendidikan vokasional dapat menjadi sumber devisa non-migas yang berkelanjutan. Selain menjadi sumber penghasilan keluarga, remitansi juga menopang daya beli masyarakat di daerah asal.
Pemerintah perlu memastikan dana remitansi berdampak produktif. Integrasi data antar kementerian dan insentif untuk investasi dari diaspora menjadi kunci agar manfaat ekonomi terasa hingga ke akar rumput. Dengan strategi yang tepat, migrasi profesional bisa menjadi fondasi kemandirian ekonomi nasional.
Penutup: Menjadi Perawat, Menjadi Pemersatu Bangsa
Keberangkatan 46 perawat muda ini adalah lebih dari sekadar cerita sukses individu. Ini adalah kisah kolektif tentang potensi bangsa, tentang semangat sinergi, dan tentang tekad untuk menghadirkan wajah Indonesia yang unggul dan penuh empati di kancah global. Di era globalisasi, perawat bukan hanya penyembuh luka—mereka adalah jembatan nilai antarbangsa.