Ke Dunia Mereka Pergi, Martabat Bangsa Mereka Bawa
"Empati kita tak berbahasa—tapi dunia mendengarnya."
Oleh Karnita
Pendahuluan: Keperawatan sebagai Duta Bangsa
Pada 18 Juni 2025, Republika.co.id memberitakan pelepasan 46 perawat muda Indonesia ke Wina, Austria, melalui program International Nurse Development Program Scholarship (INDPS) Cycle 2. Program ini merupakan kolaborasi empat universitas besar—UI, Unpad, Unair, dan Binawan—dengan dukungan Kemenlu dan Kemen P2MI. Inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam internasionalisasi pendidikan keperawatan Indonesia.
Para peserta merupakan lulusan terbaik yang lolos seleksi dari lebih 500 pelamar. Mereka bukan sekadar tenaga kerja, tapi representasi profesionalisme, empati, dan etika kerja Indonesia di panggung global. Di tengah tingginya angka pengangguran terdidik, terutama dari lulusan perguruan tinggi, langkah ini menjadi strategi konkret menjawab tantangan ketenagakerjaan nasional.
Lebih dari sekadar mobilitas akademik, program ini mencerminkan wajah diplomasi lunak Indonesia. Dengan mengedepankan SDM unggul dan berkarakter, Indonesia hadir sebagai mitra global yang siap menjawab kebutuhan tenaga kesehatan dunia, sekaligus merawat martabat bangsa di luar negeri.
1. Harmoni Lintas Kampus: Keteladanan Sinergi Akademik
Keempat universitas yang terlibat menunjukkan bahwa kolaborasi antarinstitusi bukan hal mustahil di Indonesia. UI, Unpad, Unair, dan Binawan berhasil melebur ego sektoral demi satu misi besar: melahirkan tenaga keperawatan berkelas dunia. Hal ini menjadi pembelajaran penting bagi ekosistem pendidikan tinggi di tanah air bahwa sinergi bukanlah ancaman eksistensi, melainkan penguat nilai dan reputasi bersama.
Pesan dari kerja sama ini sangat kuat: pendidikan tidak berjalan sendiri dalam menyiapkan SDM global. Dibutuhkan jejaring sistemik, strategi bersama, dan visi kebermanfaatan yang melampaui kepentingan lokal. Kritik perlu diarahkan pada universitas lain yang masih tertutup atau terjebak dalam kompetisi sempit, padahal tantangan dunia kerja dan pendidikan kini menuntut kolaborasi lintas batas.
Solusinya jelas: dorong model konsorsium tematik antarperguruan tinggi untuk sektor-sektor prioritas seperti kesehatan, teknologi, dan pendidikan. Kementerian Pendidikan Tinggi perlu memberikan insentif untuk kerja sama lintas kampus semacam ini, termasuk pendanaan, percepatan administrasi, hingga diplomasi kampus di tingkat global.