Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bukan Lagi Soal Bertahan, Tapi Menyiapkan Diri Sejak Sekarang

5 Mei 2025   16:46 Diperbarui: 5 Mei 2025   16:46 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Orang bijak bukan yang menunggu badai reda, tapi yang belajar menari di tengah hujan." (Meta AI)

Artikel ini mencoba menyigi realitas tersebut. Bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menyarankan satu hal sederhana: mari siapkan diri dari sekarang, bukan hanya untuk bertahan, tapi juga untuk membuka kemungkinan baru.

1. "Tiba-Tiba Hari Itu Datang"

Tiba-tiba hari itu datang (Dok. Freepik)
Tiba-tiba hari itu datang (Dok. Freepik)

PHK, bagi banyak orang, datang seperti petir di siang bolong. Tak ada aba-aba. Tak sempat menyiapkan apa pun. Dan ketika surat keputusan itu datang, hidup seolah berhenti sejenak.

Yang terjadi kemudian adalah fase limbo---antara rasa kehilangan dan kebutuhan mendesak untuk tetap hidup. Di titik inilah, kesiapan mental dan keuangan diuji. Siapa yang punya simpanan, masih bisa tarik napas. Siapa yang hidup dari gaji ke gaji, bisa langsung goyah.

Bukan untuk menyalahkan, tapi untuk belajar: skenario buruk memang jarang diumumkan. Tapi justru karena itu, ia layak dipersiapkan.

2. "Gagal Menyusun Rencana, Berarti Merencanakan Kegagalan"

Gagal Menyusun Rencana, Berarti Merencanakan Kegagalan (Dok. Valueconsult)
Gagal Menyusun Rencana, Berarti Merencanakan Kegagalan (Dok. Valueconsult)

Kita tak bisa mengontrol kapan badai datang, tapi kita bisa memilih membawa payung atau tidak. Banyak orang yang selamat bukan karena hebat, tapi karena punya rencana cadangan.

Perencanaan keuangan jadi pondasi penting. Bukan hanya tabungan darurat, tapi juga pemetaan pengeluaran esensial, kewajiban yang bisa ditunda, dan aset yang bisa dikembangkan. Termasuk juga mulai memikirkan potensi penghasilan alternatif.

Bahkan saat masih bekerja, memikirkan skenario "bagaimana jika harus mulai dari nol" bukanlah tanda pesimis, tapi cermin kewaspadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun