Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Meski Laba Besar, Jangan Terus Gadai Lahan Segar!

3 April 2025   10:24 Diperbarui: 3 April 2025   10:24 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ekonomi itu soal keseimbangan, tapi ruang hidup jangan jadi taruhannya." 

Meski Laba Besar, Jangan Terus Gadai Lahan Segar!

Oleh Karnita

"Ekonomi itu soal keseimbangan, tapi ruang hidup jangan jadi taruhannya." — (Dr. Budi Santoso, Ekonom Perkotaan)

Tata ruang yang digadaikan demi laba mengancam lingkungan, sosial, dan ekonomi. Solusi: pembangunan berkelanjutan, hunian inklusif, dan kolaborasi lokal

Pembangunan ekonomi dan tata ruang adalah dua hal yang seharusnya berjalan beriringan. Namun, dalam praktiknya, banyak kebijakan yang lebih mengutamakan kepentingan ekonomi jangka pendek dibandingkan dengan keberlanjutan ruang hidup. Fenomena ini terlihat jelas dalam maraknya alih fungsi lahan, pembangunan infrastruktur yang mengorbankan ruang hijau, serta eksploitasi kawasan pesisir dan pertanian demi investasi properti dan industri.

Di berbagai kota besar, alih fungsi lahan untuk proyek komersial dan residensial sering kali mengabaikan dampak ekologis dan sosial. Keputusan yang diambil tanpa perencanaan matang berpotensi merusak keseimbangan ekosistem dan mengorbankan akses masyarakat terhadap ruang publik yang layak.

Ketika Uang Mengatur Ruang

“Membangun kota bukan sekadar menumpuk beton, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.” — (Prof. Arief Suryono, Pakar Tata Kota)

“Membangun kota bukan sekadar menumpuk beton, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.”
“Membangun kota bukan sekadar menumpuk beton, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.”

Pertumbuhan kota yang pesat sering kali mengorbankan aspek keberlanjutan. Jakarta, misalnya, telah kehilangan lebih dari 30 persen ruang terbuka hijaunya dalam dua dekade terakhir. Akibatnya, banjir semakin parah, suhu meningkat, dan kualitas udara memburuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun