Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Termasuk Kategori Tulisan "B Aja"

5 November 2019   13:19 Diperbarui: 5 November 2019   13:38 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"B" disini maksudnya "biasa saja". Saya dapat ungkapan itu dari si Bungsu kalau ditanya sesuatu dan menurut penilaiannya tidak istimewa jadi biasa saja.

"Gimana De ?"

"B aja."

Usia 11 tahun Kompasiana  ini saya justru tidak akan mengulas keberadaan, pencapaian, apapun yang terkait dengan Kompasiana tetapi saya malah  akan jadikan waktu evaluasi keberadaan saya sebagai Kompasianer yang baru seumur jagung karena nanti tanggal 1 Desember baru setahun keberadaan saya di Kompasiana.

Mengukur sendiri nilai raport yang saya raih di paltform yang mengusung beyond blogging ini mendapat kategori "B aja" tetapi tidak ada salahnya dievaluasi karena siapa tahu bisa lebih baik lagi kedepannya.

Evaluasinya saya kategorikan kekurangan dan kelebihan yang saya miliki selama menjadi Kompasianer hampir setahun ini 

Kekurangan:

1. Tidak konsisten.
Saya sudah menulis 188 artikel, jika dibandingkan keberadaan saya di Kompasiana yang sudah sekitar 330 hari sangat jelas terlihat saya tidak/belum konsisten dalam menulis.

Hanya untuk sehari menayangkan satu artikel saja belum bisa saya lakukan. Konsisten adalah hal yang berat bagi saya padahal saya tahu konsisten adalah kunci dari keberhasilan.

Tidak perlu alasan apapun yang menjadi pembenaran ketidak konsistenan saya menulis yang diperlukan hanya berubah jadi lebih baik dengan berusaha menulis.

2. Jarang aktif.
Saya sebenarnya tidak suka alasan karena biasanya alasan disampaikan oleh orang malas dan gagal. Orang berhasil atau sukses jika sedang bertemu kesulitan bukan alasan yang disiapkan tetapi mencari jalan pemecahan dari kesulitan yang sedang dihadapi.

Seperti tidak/belum konsistennya saya menulis untuk aktif saja masih banyak kendala. Sebenarnya kalau tidak aktif itu saya akan rugi karena saya jadi tidak bisa membaca artikel beragam dari  Kompasiner, bertegur sapa walaumhanya lewat komentar, yang pasti saya akan melewati yang sedang terjadi di Kompasiana.

3. Gampang patah semangat.
Kalau tulisan sedikit yang baca jadi patah semangat, tulisan tidak menjadi pilihan -- saat belum ceklis biru tidak otomatis pilihan -- jadi patah semangat, tidak tersematkan sebagai artikel utama jadi patah semangat, diibaratkan kalau sebagai kekasih saya itu baperan dan sensitif gampang sekali sedih karena patah semangat.

Padahal seharusnya saat tidak mencapai sesuatu maka dijadikan penajam agar mental sebagai penulisnya terasah dan tajam. 

Seperti filosofi pensil yang dikemukakan Paulo Coelho jika pensil ingin tajam harus mau melewati pensil diraut oleh benda tajam. Sama juga dengan mental penulis agar kuat, terasah, dan tajam harus mau melewati kegagalan-kegagalan.

4. Belum pernah memenangkan kompetisi.
Selama hampir setahun saya belum pernah memenangkan kompetisi apapun. Saya mengakui bahwa artikel saya belum mumpuni berbeda dengan Konpasiner  senior. Disamping itu saya memang jarang juga mengikuti kompetisi jadi memang (sangat) tidak terasah.

5. Tulisan yang masih sederhana sehingga masih dalam kategori "B aja".
Tulisan/artikel yang saya tulis masih tentang hal sederhana, seringkali pembahasannya tidak jelas, pemilihan kata yang buruk, ulasan yang muter-muter menghiasi artikel yang saya tayangkan sehingga masuk ke dalam kategori "B aja".

Kelebihan:
Kelebihan yang saya miliki adalah pencapaian yang saya raih selama jadi Kompasinaer.

1. Centang biru.
Saya tidak tahu kapan akun yang awalnya centang hijau berubah jadi biru. Sematan centang biru memberikan rasa senang, bangga, sekaligus malu.

Senang karena saat disematkan centang biru keberadaan saya sebagai Kompasianer diakui oleh Kompasiana. Bangga karena walau artikel yang ditayangkan sederhana dan begitu-begitu saja tetapi didorong oleh Kompasiana agar lebih baik. Saya juga sekaligus malu karena centang birunya belum teruji sangat berbeda dengan Kompasianer centang biru lain yang sudah mumpuni.

Tetapi bukan berarti lantas selesai justru rasa malunya harus digunakan sebagai bahan bakar pendorong agar jadi lebih baik hingga patut menyandang centang biru.

2. Headline/Artikel Utama
Saya belum bisa memperkirakan artikel seperti apa yang bisa diganjar sebagai artikel utama atau headline. Walau belum banyak seperti kompasianer lain setidaknya saya sudah 17 kali mendapat sematan artikel utama.

Awal menulis setidaknya setiap bulan tiga kali artikel nangkring di artikel utama. Baru sekitaran Maret artikel yang dibuat bahkan tidak ada yang menjadi artikel utama dalam sebulannya. Hal ini disebabkan saya sangat jarang menayangkan artikel dimulai sejak disibukkan kegiatan di tahun ajaran baru (alasan melulu...hehehe) hingga artikel utama yang saya dapat belum beranjak dari 17 artikel.

3. Pilihan.
Saat akun masih centang hijau artikel saya banyak yang tidak menjadi pilihan editor, saya suka menyebutnya meleset. Berbeda dengan centang biru apalagi ada aturan baru setiap.artikel yang ditayangkan otomatis menjadi pilihan editor (walau ada aturan pilihan bisa dibatalkan sekalipun akun centang biru)

Dari 188 artikel yang sudah saya tayangkan 150 artikel menjadi pilihan editor. Sekitar 79,9% artikel menjadi pilihan dan itu membahagiakan untuk seorang penulis pemula seperti saya.

4. Pernah ikut kompetisi.
Saya pernah ikut beberapa blog competition, yang paling berkesan adalah saat mengikuti blog competition THR, betul-betul tertantang dan tidak mudah buat saya. Karena harus menulis tanpa jeda sehari pun.

Tema sudah ditentukan yang membuat tantangan jadi lebih sulit lagi. Apalagi kalau temanya tentang produk, wah buat saya satu hal baru sama dengan membuat video yang diupload ke youtube. Sampai sekarang chanel saya di youtube isinya baru satu itu saja...hehehe.

5. Mau belajar kepenulisan. 
Karena merasa kurang dalam kepenulisan diberbagai sisi maka saya harus mau belajar termasuk sesuatu yang baru. Hal ini dimaksudkan agar bisa memperbaiki kepenulisan saya sehingga kekurangan yang dimiliki bisa kurang malah kalau bisa hilang.

Masih banyak list kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, setidaknya lima poin itu saja sudah mewakili dan menyatakan bahwa pencapaian yang saya raih sebagai Kompasianer hampir setahun ini masih belum banyak, belum mengantarkan saya kemana-mana dan tentu saja masuk dalam kategori tulisan yang "B aja".

Evaluasi diri di 11 tahun Kompasiana ini semoga tidak berhenti tetapi menjadi titik dimulainya pembenahan diri untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki saya sebagai Kompasianer.

Kalau saya ditanya kenapa cinta dan mau menulis di Kompasiana maka jawabannya adalah karena Kompasiana memberikan tempat dan kesempatan kepada saya agar terus belajar dan memperbaiki diri dalam jejak kepenulisan.

Semoga Kompasiana semakin baik, berkembang, maju, sukses ke depannya dan semoga saya ada di dalam menyertainya.

Selamat ulang tahun ke-11 Tahun Kompasiana, Beyond Blogging !

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Selasa 5 November 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun