Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menanti Hari Fitri di Persimpangan

23 Mei 2019   21:25 Diperbarui: 23 Mei 2019   21:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah kaki si anak muda gontai, jalannya terhuyung, dahinya masih mengucurkan darah walau tidak sebanyak tadi. Ada juga darah yang sudah kering. Beberapa batu kembali mendarat di dahinya saat melewati beberapa anak nakal di ujung pasar yang dilewatinya.

Dari kejauhan dalam pandangan yang mulai buram ada perempuan tua melambaikan tangan memanggilnya, si anak muda berusaha berlari agar cepat menghampiri tapi yang ada tak lama semua terasa gelap. Sebelum pingsan si anak muda berucap lirih,"Ibu...."

###

Sore ini seperti biasa seorang ibu tua memiliki kegiatan rutin berkeliling dengan berjalan kaki, kadang hanya di sekitaran kampung kadang sampai ke kampung sebelah. Nyaris setiap hari kegiatan ini dilakukannya, tanpa terlihat letih tanpa menyerah dan tidak patah semangat.

"Bu, bawa apa hari ini ? Jangan banyak-banyak bawanya yaa, berat." Seorang gadis usia 16 tahun anak si ibu mengingatkan.

"Tidak berat, ibu pergi dulu yaa nak."
"Yakin ibu tidak mau diantar ?"
"Tidak usah, ibu tidak akan jauh."

Si ibu tua pergi sambil menenteng susunan rantang yang berisi nasi dan lauk pauknya. Kini ada tempat rutin yang ditujunya, persimpangan jalan di ujung kampung.

Kalau sudah sampai si ibu duduk di pinggir yang kebetulan ada batu besar sebagai alas duduk sampai mentari tenggelam dan dari jauh terdengar azan Maghrib penanda buka puasa.

Selama bulan puasa si ibu yang biasa keliling kampung malah sampai kampung tetangga kegiatannya dirubah dengan setiap sore jelang Maghrib  berjalan ke persimpangan lalu duduk di atas batu, menunggu sampai Maghrib tiba lalu pulang. Ada yang ditunggu si ibu tua.

Sore ini pun sama sambil menenteng rantang si ibu tua mulai berjalan menuju persimpangan, anak gadisnya memandang dari pagar rumahnya sambil berlinang air mata menyaksikan apa yang dikerjakan oleh sang ibu.

###

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun