Artikel untuk hari ini tercetus dari film seri New Amsterdam. Film seri yang menceritakan kehidupan di sebuah rumah sakit negeri yang dipimpin Direktur Medis dr. Max Goodwin.Â
Gara-gara melihat di salah satu episode saya jadi mengira nama Goodwin berasal dari dua kata good dan win, dimana peran dr. Max selalu mengedepankan kebaikan untuk dimenangkan.Â
Episode yang kemarin saya tonton ada dialog yang menempel di kepala yaitu saat rekan dr. Max berucap, "Sudah berapa banyak kebaikan yang dilakukan hari ini ?" dan dr. Max hanya tersenyum menjawabnya.Â
Saya terpengaruh oleh dialog itu. Karena dalam hidup saya sering melupakan sudah berapa banyak saya melakukan sesuatu yang bermanfaat serta kebaikan di setiap hari menjalankan kehidupan.Â
Kebaikan kadang terlupakan untuk dilakukan karena menyangka jika kebaikan dilakukan untuk kepentingan orang lain, padahal sejatinya kebaikan (juga keburukan) dilakukan akan berpulang untuk pelakunya.Â
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri."
(QS.Al-Isra': 7)Â
Keuntungan kebaikan yang pertama mendapatkan sebenarnya adalah pelaku kebaikan itu sendiri.Â
When we practice loving kindness and compassion we are the first ones to profit. (Rumi)Â
Kebaikan itu tidak mahal, bahkan banyak yang gratis karena berbuat baik tidak berarti harus memberi dalam bentuk uang dan materi. Semua hal yang berguna atau bermanfaat bisa menjadi satu kebaikan, bahkan untuk hal sederhana.Â
Salah satu contoh hal sederhana yang bisa dilakukan dan berharap menjadi suatu hal yang bermanfaat dan masuk ke dalam kebaikan adalah memposting jadwal sholat.Â
Waktu itu saya mendengar kajian seorang ustadz yang dianugrahi Sang Maha Pemilik Ilmu dengan pengetahuan agama luar biasa. Ustadznya menjelaskan jika kita melakukan satu kebaikan kecil yang akan mengakibatkan orang lain melakukan kebaikan juga maka kita akan beroleh pahala yang sama dengan yang melakukan tanpa dikurangi.Â