Tradisi kompangan, salah satu warisan budaya bernuansa islami, masih terus dilestarikan oleh masyarakat Kelurahan Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Jambi. Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, terutama dalam perayaan acara pernikahan, khitanan, hingga penyambutan tamu kehormatan.
Kompangan merupakan kesenian musik rebana yang diiringi lantunan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Biasanya dibawakan secara berkelompok oleh warga laki-laki, baik anak-anak, remaja, hingga orang tua. Irama yang dinamis dan semangat kekompakan para pemain membuat tradisi ini selalu ditunggu-tunggu dalam setiap hajatan.
"Alhamdulillah, di Kelurahan Terusan ini, kompangan masih hidup dan rutin ditampilkan. Selain untuk melestarikan budaya, ini juga menjadi media dakwah yang menyenangkan," ujar H. Zainal, tokoh masyarakat setempat.
Menurut Zainal, para pemuda kelurahan aktif berlatih kompangan setiap malam Minggu di balai warga. Mereka belajar dari para sesepuh yang telah mewarisi tradisi ini secara turun-temurun. Pemerintah kelurahan pun mendukung pelestarian ini dengan menyediakan tempat latihan dan perlengkapan rebana.
Masyarakat setempat juga berharap agar tradisi kompangan bisa terus diwariskan ke generasi muda. Tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai keislaman dan kebudayaan lokal.
Keberadaan kompangan di Kelurahan Terusan menunjukkan bahwa masyarakat Batanghari memiliki semangat tinggi dalam menjaga kearifan lokal. Tradisi ini menjadi cermin identitas budaya daerah yang patut dibanggakan dan dijaga keberlangsungannya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI