APRIL mop atau kejutan pertamax naik dari pemerintan kita, Â tentu saja menuai beragam reaksi atau tanggapan sebagain besar masyarakat terhadap kebijakan menaikan harga jenis bahan bakar minyak (BBM) Ron 92 Â tersebut.
Masyarakat terutama yang terdampak dari kenaikan tersebut merasa kesulitannya makin pari purna setelah dihadapkan pada kenaikan harga bahan pokok, belum lagi kabar naiknya pulsa dan paket internet, belum lagi kalau nanti tiba-tiba gas LPG, listrik, air bersih dan sebagainya turut naik.
Semoga saja masyarakat kita mampu menghadapinya meski berat dan tidak ada gejolak yang terjadi, terutama bagi umat muslim yang saat ini memasuki bulan suci Ramadan 1443 H, dengan adanya penyesuaian harga tersebut dijadikan bahan untuk melatih kesabaran dan pengendalian segala bentuk hawa nafsu, toh sudah terbiasa juga menjelang Ramadan selalu dihadapkan pada menaiknya harga tertutama bahan-bahan pokok.
Namun demikan, hendakya pemerintah kita untuk selalu peka dan benar-benar memperhatikan kesulitan masyarakat saat ini, terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Pemerintah hendaknya mempertimbangakan dalam mengeluarakan kebijakan-kebijakan yang malah menambah beban berat bagi roda-roda kehidupannya.
Atau kalau pun saat mengeluarkan kebijakan menaikan harga harus diimbangi dengan keberhasilan dalam mengatasi banyak persoalan besar yang berdampak luar biasa pada kemerosotan stabilitas ekonomi yaitu pemberantasan korupsi dan para pengusaha nakal, karena menjadi penghambat utama laju kesejahteraan bagi rakyat.
Selain itu, mengurangi pembangunan-pembangunan seperti infrastruktur yang sebenarnya bukan sesuatu yang mendesak, belum begitu dibutuhkan, dan  dari segi kebermanfaatannya tidak dirasakan oleh semua kalangan, hanya malah makin mempertebal hutang Negara.
Terlepasa dari hal tersebut, masyarakat juga diharapkan memiliki kerangka berfikir untuk mencari solusi atau alternatif dalam mengatasi berbagai persoalan seeperti naiknya harga BBM. Sehingga ke depan saat terjadi kenaikan lagi, masyaraktat sudah siap dan tidak terlalu mengkhawatirkannya.Â
Sebanarnya dari dulu sudah ada aternatif sekaligus solusi yang ditawarkan kepada masyarakat semua kalangan baik kalangan atas, menengah, dan bawah, mau pejabat, aparat, atau pun para akar rumput.
Hanya saja, mereka semua cenderung mengabaikannya karena sudah termanjakan oleh penggunaan kendaraan bermotor. Solusi tersebut adalah beralih ke penggunaan angkutan publik, berjalan kaki, atau bersepeda.
Mari Bersepeda!