Mohon tunggu...
Hanny Kardinata
Hanny Kardinata Mohon Tunggu... Desainer -

Pendiri situs pengarsipan Desain Grafis Indonesia (dgi.or.id), penulis buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia (2016).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Kembali (2)

11 Juli 2017   12:02 Diperbarui: 12 Juli 2017   22:14 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5. Kampanye Travel Warning: Indonesia, Dangerously Beautiful di Malakastraat, Den Haag, 2007 (dgi.or.id)

Optimisasi umum
Pengamatan mereka atas semakin banyaknya warga masyarakat yang mengalami tekanan mental, stres hingga depresi, terutama di Jakarta, memunculkan gagasan untuk menyebar kata-kata yang mengandung motivasi:

"Efek dari tekanan emosional dan beban hidup ini sangatlah dahsyat, selain mudah memicu amarah dan konflik, stres dan depresi ini adalah faktor penting yang bisa mengakibatkan menurunnya produktivitas. Beberapa ahli malah ada yang berpendapat bahwa depresi dapat mengakibatkan makan berlebih dan malas beraktivitas. Jika terus-terusan, kondisi stres bisa menurunkan kondisi tubuh, keadaan yang menjadikan badan rentan terkena berbagai penyakit. Itu berarti menimbulkan ketegangan baru dan meningkatnya biaya kesehatan yang harus ditanggung keluarga. Namun demikian, kondisi ini bukan akhir dari segalanya, masih ada upaya yang bisa dicoba, selain usaha dan doa, motivasi adalah kunci penting bagi kita untuk keluar dari kondisi buruk yang sedang melanda."[2]

Gerakan yang mereka namakan Optimisasi Umum ini (diinisiasi pada 2015) diharapkan berfungsi sebagai percikan air segar bagi siapa saja yang sedang dirundung duka, yang sedang berputus asa, hingga yang mungkin sudah sedemikian frustrasinya dan berencana untuk bunuh diri. Iwan dan Indah merajut kata-kata afirmasi yang dicetak di berbagai media, antara lain stiker, dan kemudian menyebarkannya ke tempat-tempat umum di Jakarta, atau melalui media sosial, seperti "Hei, jangan bersedih", "Pasti ada jalan". Atau "Tersenyumlah seperti saat dapat arisan", "Rasa sakit itu muncul ketika kamu menengok ke belakang", "Kalau rezeki tak lari kemana...", "Tuhan tersenyum, jangan kau cemberut", "Bajaj pasti berlalu", dsb. (Gb. 6--7).

hei-jangan-5962e42c7460f04586023f52.jpg
hei-jangan-5962e42c7460f04586023f52.jpg
6--7. Stiker-stiker untuk memotivasi warga masyarakat yang sedang mengalami tekanan emosional, disebar di ruang-ruang publik agar mudah dilihat dan dibaca. Merupakan perwujudan empati kepada sesama dalam bentuk kata-kata afirmatif, sebagai upaya untuk membantu membuka jalan kembali ke keseimbangan diri.
6--7. Stiker-stiker untuk memotivasi warga masyarakat yang sedang mengalami tekanan emosional, disebar di ruang-ruang publik agar mudah dilihat dan dibaca. Merupakan perwujudan empati kepada sesama dalam bentuk kata-kata afirmatif, sebagai upaya untuk membantu membuka jalan kembali ke keseimbangan diri.

"Setiap saat dalam hidup, dengan pikiran yang bersih dan jernih dari segala kepentingan diri dan beban masa lalu maupun masa depan, kita berusaha untuk memahami keadaan yang ada, memahami peran dan hubungan dengan diri kita serta kemudian bertindak untuk memperbaiki keadaan, sesuai dengan kemampuan kita." ---Seung Sahn (1927--2004), The Compass of Zen (interpretasi Reza A.A. Wattimena)

---------

[2] Keluarga Esjepe. 2015. Optimisasi Umum. Copyvisual, http://keluargaesjepe.com/2015/05/24/optimisasi-umum/, diakses 16 Juli 2015.


[Bersambung » ]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun