Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... Administrasi - PENIKMAT SENJA, SEPI DI ANTARA KERIUHAN, TINGGAL DIPINGGIRAN KOTA

Hanya coretan tentang keresahan yang (mungkin) tak punya arti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mission Impossible

11 April 2019   08:16 Diperbarui: 11 April 2019   08:31 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernah juga aku tanyakan pada Ibu dimasa hidupnya, meskipun sekolahannya hanya SR (Sekolah Rakyat), itu pun tak klar, ingatannya sangat kuat, Ibu ku adalah perempuan tercerdas yang pernah aku kenal, "tanya tante mu" katanya. Tante ku lalu menyerahkan urusan ini pada kakak ku, dari kakak ku lanjut ke om ku dari jalur Ibu, kemudian nyebrang secara zig zag ke tante ku dari jalur bapak, begitu seterunya, sampai ke sebuah keterangan penanda bahwa "aku lahir tidak jauh berselang si A jatuh dari pohon kelapa pada malam hari di samping SD" tak perlu aku jelaskan si A ini jatuh karena apa dan untuk kepentingan apa malam-malam manjat kelapa.  

Sekecil apapun infonya, aku berpeluang membuatnya menjadi besar, seremang bagaimanapun penandanya, tetap bisa di terang benderangkan. Aku lalu mencari informasi dimana sosok si A dapat ditemui, tapi semuanya kembali menjadi gelap, ketika ku dapatkan informasi bahwa si A yang dimaksud telah lama meninggal.

"barat menegakkan benang basah"

"Bagai mencari jarum ditumpukkan jerami"

"Seumpama menggarami air laut"

Seperti itulah penggambaran kesia-siaan ku untuk menemukan satu angka antara 30 deratan angka-angka dalam sebulan sebagai penanda kelahiranku..... berat!

Untuk semua yang senasib denganku, maka berterima kasih lah atas adanya tanggal 31 Desember di penghabisan kalender.... sang dewa penolong, meskipun itulah sebenar-benarnya hoaks.

Terpikir pula dalam pencarian mission impossible ku untuk membuat semacam organisasi yang menaungi mereka-mereka yang senasib denganku, semua warga Negara Indonesia yang menjadikan 31 Desember sebagai dewa penolongnya, sehingga terhindar dari sanksi administrasi kependudukan karena mengosongkan tanggal dan bulan lahirnya secara sengaja di blangko permohonan keterangan Ketua RT/RW .

Makassar,    April 2019

Bagian ke dua dari tulisan "Kenangan di Ujung Ingatan"

Sering menulis di blog : asmuddin.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun