Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

QRIS dan Standarisasi Sistem Pembayaran Digital, Masa Depan Ekonomi Indonesia

5 Agustus 2022   19:52 Diperbarui: 7 Agustus 2022   13:30 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Gambar 1: Model Kombinasi TPB dan TAM (C-TAM-CPB) 
Gambar 1: Model Kombinasi TPB dan TAM (C-TAM-CPB) 

Model TAM merupakan model teoritis untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan diimplementasikan di masyarakat. Model ini juga dikembangkan dengan tujuan menggambarkan adopsi, adaptasi, dan penerimaan teknologi (Calantone et al., 2006). 

Ada dua variabel spesifik utama dalam TAM, yaitu persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan; kedua variabel ini merupakan penentu utama penerimaan pengguna terhadap inovasi teknologi (Davis et al., 1989). 

Sementara itu, TPB  merupakan  pengembangan dari  TRA (Theory of Reason Action) yang  berurusan  dengan  perilaku  yang  berada  di  bawah  kendali  kemauan  (Ajzen, 1980). TPB memperluas dan memasukkan variabel kontrol perilaku persepsi, sikap, dan norma subjektif (Ajzen, 1985).

Penggunaan model kombinasi ini membantu melihat variabel kohesif kontrol perilaku masyarakat yang ada di TPB dalam melihat prediksi penerimaan teknologi di model TAM. 

Berdasarkan studi yang dilakukan Universitas Indonesia pada tahun 2022, variabel kontrol perilaku persepsi menjadi variabel dengan pengaruh terbesar. 

Reaksi perilaku masyarakat tergantung pada tingkat kendali yang mereka miliki. Pengimplementasiannya akan rendah jika elemen kontrol rendah, meskipun ada sikap dan norma subjektif yang disukai (Putra, I., & Heruwasto, 2022). 

Dengan kata lain, jika seseorang memiliki kemampuan dan sumber daya untuk menggunakan QRIS sebagai alat transaksi pembayaran digital, maka seseorang akan memiliki pengendalian yang lebih besar atas penggunaan sistem pembayaran QRIS sehingga minat untuk menggunakan layanan QRIS akan meningkat lebih tinggi (Ibid).

Pengendalian perilaku seseorang terhadap penggunaan transaksi digital QRIS juga dipengaruhi oleh dukungan pemerintah dalam mendorong transaksi nontunai. 

Oleh karena itu, inovasi dan fasilitas infrastruktur yang tersedia bagi konsumen menjadi katalisator untuk mendukung implementasi sistem pembayaran digital QRIS.

Less Cash Society: Apa Langkah Selanjutnya?

Setelah menilik lebih dalam apa itu standarisasi kode QR dan faktor adaptabilitasnya, standarisasi QR hanyalah satu langkah yang diambil Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dengan visinya dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Penyamarataan dan unifikasi sistem pembayaran ini bisa menggali lebih banyak kesempatan pertumbuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun