Mohon tunggu...
Kania Nadya Ulya
Kania Nadya Ulya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Inspiratif: Setiap Insan Punya Kelebihan dan Kekurangan

23 Mei 2024   22:29 Diperbarui: 24 Mei 2024   13:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salma dan Regina adalah dua orang siswi Madrasah Tsanawiyah yang tengah menempuh kelas IX. Tak lama lagi mereka akan tamat dari sini. Tentu tak mudah bagi mereka untuk menjalani proses-proses kelulusan ini agar secercah senyum terukir saat SKL nanti, lantaran melihat angka 9 berjejer rapi di selembar kertas, Ijazah. Ya. Salma dan Regina adalah murid unggulan di kelas IX-C. Jadi tak heran jika pemilik nilai unggul di kelas IX-C ini diraih oleh mereka berdua. 

Suatu hari, Bu Vora guru mata pelajaran Fisika mengumumkan di kelas IX-C, bahwa minggu depan akan diadakan ulangan harian terakhir sebelum Ujian Madrasah. Demi mengurangi persentase siswa yang remedi, Bu Vora mengadakan pembahasan soal-soal. Bu Vora meminta siswa untuk menjawab soal-soal tersebut di papan tulis. Saat Bu Vora bertanya siapa yang bisa menjawab soal no 1, Regina langsung angkat tangan. Dikerjakannya soal tersebut di papan tulis dengan tepat dan penuh percaya diri, sehingga menuai pujian dari Bu Vora. Selanjutnya soal no 2, Bu Vora bertanya siapa yang bisa mengerjakannya. Namun tak ada yang berani angkat tangan. Sampai akhirnya Salma maju meskipun ia kurang percaya diri. Saat Salma mulai menuliskan rumus, ternyata ada yang kurang tepat. Merasa ragu, Salmapun menoleh ke arah Regina. Benar saja, rumus Salma kurang tanda kurang. Regina memberitahunya. Setelah menyelesaikan soal no 2 dan dipersilahkan duduk, Salma berterima kasih pada Regina karena telah memberitahu kekeliruannya tadi. Reginapun tidak merasa keberatan membantu Salma. Justru ia senang bisa membantunya.

Keesokan harinya, IX-C ada jadwal pelajaran bahasa arab. Masuklah Bu Wita, selaku guru bahasa arab mereka. Disini Bu Wita menyuruh siswa IX-C mengartikan soal-soal tahun lalu, guna menghadapi Ujian Madrasah besok. Dengan gesit, Salma menggarap soal-soal tersebut seolah otaknya google translete Arab-Indonesia. Dibelakang Salma, Regina tampak kebingungan dalam mengartikan soal tersebut. Ia merasa kosa kata di soal tersebut asing. Regina mencoba memanggil Salma dan bertanya. Menyadari namanya dipanggil, Salma menoleh kepada Regina dan menjawab pertanyaannya. Walaupun berulang kali Regina memanggilnya, Salma tetap sabar dan berusaha memberitahu Regina.

Hari berlalu begitu cepat. Ujian Madrasah telah usai dan ada beberapa nilai yang telah keluar, yaitu Fisika dan Bahasa Arab. Salma dan Regina sama sama telah menerima kertas ujian tersebut. Alhamdulillah, kedua ujian mereka tersebut tuntas. Namun ada sedikit murung di wajah mereka. Salma mendapat nilai 100 di Bahasa Arab, dan 92 di Fisika. Sementara Regina sebaliknya. Mereka berdua saling bersitatap, sehingga murung tadi berubah jadi senyum. Seolah mereka mengerti mengapa angka di kertas ujian mereka begitu. Menyadari bahwa jawaban dari nilai tersebut adalah bersyukur."Yang penting kita sudah berusaha."Itu ucap mereka berdua. Mereka berdua adalah murid unggulan, namun tidak ada kata 'pelit' diantara mereka berdua. Justru mereka saling membutuhkan, saling 'berbagi'. Berbagi dari apa yang telah diciptakan tuhan untuk mereka.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun