Indonesia adalah negara yang memiliki banyak keberagaman seperti, suku, agama, budaya, bahasa, dan adat istiadat. Meskipun begitu, bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi rasa toleransi, serta dipersatukan oleh ideologi Pancasila dan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Dengan begitu, bangsa Indonesia dapat hidup berdampingan meskipun memiliki banyak perbedaan antara satu sama lainnya.
Era globalisasi pada saat ini telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, baik k ekonomi, politik, sosial, ataupun budaya. Salah salah satu dampak yang sangat signifikan saat ini dari globalisasi adalah meningkatnya interaksi antarbudaya yang mengarah pada masyarakat yang semakin pluralistik dan beragam. Globalisasi memberi tantangan baru bagi sistem pendidikan di seluruh dunia, terutama Indonesia untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya menguasai ketrampilan akademis tetapi menunjukan toleransi dan rasa hormat terhadap keberagaan budaya, seperti mampu beradaptasi dengan perbedaan yang dimiliki teman.( Anton, A., Jamilah, S., Fitriani, D., Amelia, S., & Firmansyah, I. K : 2024).
Sekolah merupakan salah satu tempat yang menyediakan pelajaran pendidikan multikultural untuk semua siswanya. Pendidikan multikultural sendiri merupakan bentuk pendidikan yang mempromosikan keberagaman budaya sebagai respon terhadap perubahan demografi dan budaya terhadap masyarakat tertetu, bahkan global. Istilah "pendidikan multikultural" dapat digunakan secara deskriptif atau normatif untuk menggambarkan isu dan permasalahan pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat multikultural. (Arifudin, I : 2007).
Perbedaan merupakan satu hal yang sangat wajar, karena setiap orang pastinya memiliki latar belakang yang berbeda. Perbedaan juga bisa membuat kita belajar memahami sudut pandang orang lain, karena sesungguhnya setiap orang memiliki cara pandangnya sendiri. Misalnya, saat kerja sama dalam kelompok akan muncul ide-ide yang berbeda dari setiap orangnya, dengan begitu kita bisa belajar menghargai pendapat orang lain. Perbedaan pendapat tersebut justru dapat menjdi ide baru yang lebih kreatif jika di satukan dengan pemikiran terbuka.
Pendidikan multikultural diimplementasikan melalui penggabugan antara pendidikan agama dan juga kegiatan siswa yang dilakukan sehari-hari, tujuannya untuk menciptakan karakter bangsa yang tangguh. Dalam hal ini, nilai-nilai demokrsi, kesetaraan, kebersamaan, dan toleransi ditanamkan melalui beragam kegiata didalam maupun diluar kelas. Contohnya, pemilihan ketua kelas dan doa bersama membangun lingkungan yang mendorong mendorong adanya hubungan positif antar siswa dengan latar belakang yang berbeda. Kegiatan ekstrakulikuler juga seperti seni dan olahraga berkontribusi dalam memperkuat rasa persatuan dan saling menghormati. Dengan demikian, pendidikan multikultural bukan sekadar teori, tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, membantu peserta didik memahami dan menghargai perbedaan dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. (Amaluddin, A., & Ubabuddin, U : 2025).
Lebih lanjut, pendidikan multikultural juga berkontribusi signifikan dalam membentuk karakter siswa. Melalui interaksi rutin dengan teman dari latar belakang yang berbeda-beda, siswa dapat belajar untuk lebih menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi ketika muncul sudut pandang yang berbeda. Nilai-nilai ini tidak hanya diterapkan di sekolah tetapi juga berguna dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika hidup di lingkungan yang beragam.Â
Dengan begitu siswa bisa memahami bahwa perbedaan suku, ras, agama, bahasa, atau bahkan berbeda pemikiran bukanlah penghalang untuk berteman, justru itu merupakan pelajaran berharga. Karena dengan begitu kita bisa mengenal, belajar dan memahami arti dari toleransi dan kebersamaan yang sesungguhnya. Dan berteman dengan orang yang memiliki perbedaan membuat wawasan kita lebih luas entah itu dari segi pengetahuan tentang suku, agama, atau budaya lain, tetapi juga mengetahui bahwa setiap orang memiliki pola pikir dan menilai sesuatu dengan cara yang berbeda-beda.Â
 Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai multikultural tersebut, kita dapat hidup berdampingan dengan damai, dan tetap menjaga persatuan bangsa. Sikap saling menghargai ini merupakan cerminan dari Bhinneka Tunggal Ika, semboyan bangsa Indonesia. Nilai ini tidak saja mempererat rasa kebersamaan dalam segala perbedaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa keberagaman merupakan kekuatan yang harus dilestarikan guna menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Sikap saling menghromati dan terbuka pada perbedaan menumbuhkan rasa empati, mempererat tali persaudaraan dan menciptakan suasana yang harmonis terhadap keberagaan.Â
Referensi:
Amaluddin, A., & Ubabuddin, U. (2025). Analisis Literatur Tentang Penerapan Pendidikan Multikultural Di Tingkat Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan , 7 (2), 10543-10549.Â
Anton, A., Jamilah, S., Fitriani, D., Amelia, S., & Firmansyah, I. K. (2024). Strategi implementasi pendidikan multikultural di era globalisasi. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 1(10), 6850-6857.