*Tentang Waktu*
  Dari sekian banyak waktu yang pernah dijalani oleh seorang manusia,sejatinya yang ia miliki tidaklah banyak,melainkan hanya pada saat itu. Bukan kemarin dan bukan esok. Dalam pribahasa arab dikenal dengan istilah al-waqtu huwa al-aan (waktu itu hari ini).
Â
  Kita dapat mengakui kebenaran pada konsep tersebut ketika kita berkenan untuk sejenak berfikir. Bahwa pertama,hari kemarin yang mungkin engkau sesali itu hari yang tidak akan dapat kau ulangi. Artinya kita tetap dapat memperbaiki,namun tidak dihari itu,melainkan dihari selanjutnya. Dan berlarut dengan penyesalan hanya akan membuat kita kehilangan kesempatan untuk berbuat lebih baik dihari kemudian.
  Dalam kitab Risalah al-Qusyairiyah diterangkan bahwa :
: .
  Artinya : tersibukan dengan masalalu atau waktu yang telah berlalu akan berdampak tersia sianya waktu yang selanjutnya.
  Kedua,terlalu jauh memikirkan hari esokpun hanya sebuah hal yang sia. Karena kita tidak akan pernah mengerti tentang apa yang akan kita hadapi esok. Dan pada akhirnya kita tau bahwa,kapasitas kita sebagai hamba hanya sebatas berusaha,tidak selainya. Tidak berlarut asa dengan masa lalu,juga tidak berangan ria dengan masa depan. Melainkan mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk membuat hari esok yang kita citakan menjadi lebih baik dari hari kemarin yang kita sesali.
 Masih dalam Risalah al-Qusyairiyyah disebutkan :
: .
 Artinya : Seorang faqir,hendaknya tidak terbelenggu dengan waktu yang telah lalu maupun yang akan datang. Akan tetapi ia mempergunakan dengan baik waktu yang dia sedang berada didalamnya.
  Kesimpulanya,semua yang kita jajaki ini tidak bukan adalah sebuah ladang berbenah diri atau bersiap siap. Hari ini untuk bersiap diri dihari esok,hari esok untuk bersiap diri dihari lusa. Seperti kita hidup untuk bersiap diri menghadapi kematian. Dan mati untuk bersiap diri menghadap sang Tuhan.
  Maka ada sebuah motivasi yang selalu penulis ingat dari sang Guru,beliau berkata:
.
  Artinya : Persiapkanlah kapalmu karena lautan itu luas.
  Bagi penulis maqolah tersebut merupa alarm darurat yang terus menggema ditelinga penulis untuk tidak melakukan sesuatu kecuali mengusahakan kemanfaatan didalamnya.
Akhirnya,penulis ingin menyampaikan bahwa waktu itu sekarang,dan waktu itu digunakan untuk sesuatu yang membuat esok lebih baik dari kemarin.
Purbalingga,16 Feb 2025
 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI