Banyak lagi, amal-amal kebaikan yang bisa dan biasa dilakukan umat Islam selama bulan Ramadhan.
Dengan itu semua, diharapkan pada saat mengakhiri bulan ramadhan, umat Islam sampai kepada status Taqwa.
Tulisan ini tidak akan mengupas terlalu dalam tentang seluk beluk ibadah ramadhan, rukun-rukun dan "besaran" pahala, misalnya. Karena penulis sangat tidak kompeten untuk hal itu.
Taqwa adalah tujuan dari puasa ramadhan, sekaligus juga menjadi sumber dari pertanyaan besar. Berhasilkah taqwa dicapai ketika ramadhan berakhir ? Itulah pertanyaan besarnya.
Beberapa pertanyaan "kecil" muncul menyertai pertanyaan besar di atas. Kenapa seorang kriminal kembali dengan kebinalannya, kenapa si pemarah kembali gemar mengumbar amarahnya, kenapa si pembohong kembali menjadikan bohong sebagai jaketnya, kenapa si arogan kembali memeluk erat arogansinya, kenapa si kikir kembali lupa kepada si fakir.
Itulah pertanyaan-pertanyaan kecil, yang apabila dibaca secara integral, akan tampak sebagai "persoalan besar". Disadari atau tidak.
Sebagian besar memasuki bulan ramadhan dengan "keterpaksaan" atas nama syar'i. Menjalankan puasa, hanya sekedar menjalankan formalitas rukun puasa. Menyesaki masjid, sekedar terhindar dari rasa "malu". Memberikan infaq dan shodaqoh, dikemas dalam  paket "riya". Disadari atau tidak. Diakui atau tidak.
Tahun ini, mestinya diselenggarakan Pilkada Serentak Tahun 2020. Beruntung, dengan adanya pandemi covid-19, Pilkada Serentak itu, ditunda. Kalau tidak, ramadhan tahun ini akan menjadi "panggung" besar pertunjukan "riya" dan menjadi "lapangan" besar yang mempertontonkan peran-peran antagonis yang kontra produktif dengan tujuan ramadhan.
Ramadhan, senantiasa dinanti, dirindukan. Ramadhan dinanti sebagai tamu dan dirindukan bagai kekasih yang lama tidak datang. Tamu pasti akan pergi, kekasih belum tentu kita selalu bersamanya. Itulah Ramadhan, dia datang setelah dinanti, dan kemudian pergi lagi meninggalkan kita. Dan kita kembali menjadi kita seperti sebelum bertemu ramadhan.
Tentu saja, tidak semuanya. Sebagian, menjalankan ibadah ramadhan dengan baik, dengan ikhlas atas nama ketaatan. Berusaha menjalankan ibadah ramadhan dengan semaksimal mungkin, sekuat yang dia mampu.Â
Menikmati rasa lapar di teriknya siang. Merindukan sunyinya malam untuk menengadahkan tangan dan bersujud. Tidak ada yang diharapkan kecuali RidloNya. Tidak ada yang menjafi tujuan kecuali Taqwa.