Mohon tunggu...
teteh ...
teteh ... Mohon Tunggu... sekretaris dogen ring Chatay Pasific....

yeeee...Taen juara iii lomba makan kerupuk ring sekolah, Taen man penghargaan ring magic chess go go dadi "community star"......taen juara harapan lomba baca puisi SMK ring Bali. Taen dadi juara iii lomba lari 100 meter Porseni ring Jatim...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Edith....

25 September 2025   12:39 Diperbarui: 25 September 2025   12:39 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Land of Dawn yang dipenuhi peperangan, Edith, seorang hybrid tank/marksman yang perkasa, sedang duduk termenung di sebuah menara. Ia merasa bingung. Tugasnya yang ganda, sebagai tank dan marksman, sering kali menimbulkan masalah.
"Aku harus jadi tank atau marksman?" gumam Edith pada dirinya sendiri.
Ketika ia menjadi tank, ia merasa damage-nya kurang. Ketika ia menjadi marksman, ia merasa HP-nya cepat habis.
Tiba-tiba, datanglah Johnson, sang mobil baja, menghampiri Edith.
Johnson: "Kenapa kamu melamun, Edith?"
Edith: "Aku bingung, Johnson. Aku harus menjadi apa?"
Johnson: "Kamu itu hero yang unik, Edith. Kamu bisa jadi apa saja yang kamu mau."
Edith: "Tapi, aku merasa tidak cocok di mana-mana. Di lane bawah, aku sering kalah dari marksman murni. Di lane atas, aku sering kalah dari fighter murni."
Johnson tersenyum. "Kamu itu seperti kendaraan. Kamu bisa jadi mobil sport, bisa juga jadi truk."
Edith: "Maksudmu?"
Johnson: "Kalau kamu mau nge-kill, kamu bisa jadi mobil sport. Kalau kamu mau ngebait musuh, kamu bisa jadi truk."
Edith: "Tapi, aku tidak bisa mengganti-ganti bentukku seperti itu!"
Johnson pun tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Memangnya kenapa? Toh kamu sudah bisa mengganti-ganti role."
Edith terdiam. Ia menyadari, Johnson benar. Ia tidak perlu memikirkan apakah ia harus jadi tank atau marksman. Ia hanya perlu menjadi Edith.
Edith pun tersenyum. "Terima kasih, Johnson. Kamu sudah memberiku inspirasi."
Johnson: "Sama-sama. Sekarang, ayo kita push tower!"
Edith: "Tidak, aku mau kembali ke lane. Aku mau menjadi Edith!"
Johnson: "Mau jadi Edith yang mana? Yang tank atau yang marksman?"
Edith: "Yang mana saja! Yang penting, aku bisa nge-kill!"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun