Mohon tunggu...
Ferry Aldina
Ferry Aldina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writerpreneur I Islamic Parenting Blogger

Praktisi Parenting Islam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menciptakan Ketahanan Pangan dengan Urban Farming

12 September 2019   16:11 Diperbarui: 14 September 2019   15:06 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balkot Farm, elaborasi konsep urban farming dan Internet of Things (dok. balkotfarm.jakarta.go.id)

"Penduduk bumi menjadi 9,8 miliar orang!"

Tahukah Anda jika PBB memprediksi bahwa jumlah penduduk bumi akan meningkat menjadi 9,8 miliar di tahun 2050? Seperti dilansir oleh BBC Indonesia, penduduk bumi yang awalnya masih di angka 7 miliar akan berkembang pesat angka pertumbuhannya pada 35 tahun mendatang.

Apa artinya? Jelas bahwa ketika populasi meningkat maka kebutuhan pun akan meningkat. Tidak terkecuali dengan kebutuhan pangan. Hari ini, boleh jadi, pertanian kita masih  bertumpu pada pedesaan. Kenapa? Karena di sanalah lahan terhampar luas, banyak air yang tersedia, dan media tanam yang mudah didapatkan.

Seiring berjalannya waktu, pedesaan tidak bisa memikul beban sendiri dalam mengelola ketahanan pangan nasional. Wacana Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tidak akan terwujud jikalau pertanian masih berada di sektor pedesaan. Wilayah perkotaan pun harus memberikan andil yang mumpuni dalam menggerakan roda pertanian nasional.

Kenapa harus perkotaan? Pasti ada sebabnya. FAO memperkirakan bahwa 75% penduduk di negara-negara berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika latin akan tinggal di Kawasan perkotaan di tahun 2020.  Senada dengan FAO, data dari Litbang Ketransmigrasian Republik Indonesia menunjukkan angka urbanisasi yang bermula pada tahun 1980 melonjak naik dari 22,3% menjadi 42% di tahun 2000. 

Badan Pusat Statistik pun memberikan proyeksi urbanisasi di Indonesia dengan menyebutkan bahwa sekitar 160% pada tahun 2025. Bahkan sampai sekarang ini, jumlah penduduk di perkotaan sudah mencapai 45% dari total penduduk Indonesia. Bahkan diprediksikan akan terus meningkat sampai pada tahun 2025 yang akan menyentuh angka 70%.

Problematika pun bermunculan. Laju penduduk di perkotaan menimbulkan masalah yang akan dihadapi. Persoalan ekonomi merupakan elemen utama dalam masalah penduduk perkotaan. 

Bagaimana mendapatkan rumah layak huni ketika penduduk semakin berjejalan di kota?

Bagaimana memenuhi ketersediaan pangan penduduk?

Bagaimana mengatasi ketersediaan air bersih?

Tidak dipungkiri bahwa ketiga hal tersebut menjadi momok menakutkan jika tidak ditangani dengan baik. Lalu kemudian adakah solusi terbaik? 

Tidak ada masalah tanpa solusi. Berbicara lahan yang sempit, air yang sedikit, dan media tanam yang sulit maka urban farming adalah salah satu kunci permasalahan untuk membantu ketahanan pangan nasional, bahkan dunia.

APA ITU URBAN FARMING?

Tanaman hidroponik di Balkot Farm (dok. Pikdo)
Tanaman hidroponik di Balkot Farm (dok. Pikdo)
Secara bahasa urban farming adalah pertanian perkotaan. Urban farming merupakan langkah tepat dalam mengatasi ketersediaan pangan mengingat pertanian pedesaan tidak bisa selamanya menanggung beban pertanian nasional. Sudah bukan zamannya lagi pertanian kita hanya mengandalkan pedesaan. 

Sudah saatnya pedesaan dan perkotaan bersinergi dalam membangun ketahanan pangan nasional.

Pertanian bertingkat, hidroponik, dan akuaponik adalah contoh inovasi yang bisa dikembangkan dalam pertanian perkotaan atau urban farming. Pertanian di lahan bertingkat contohnya seperti yang dilakukan oleh Pemda DKI yang menggagas Balkot Farm. Pertanian yang memanfaatkan lahan terbatas dengan menempatkan tanaman-tanamannya di tempat yang bertingkat. Macam rumah susun lah.

Hidroponik biasanya memanfaatkan bahan bekas seperti pipa, bekas botol, atau semacamnya untuk dijadikan pot atau media tanam. Sedangkan akuaponik merupakan sistem pertanian modern yang mengombinasikan antara hidroponik dan akuakultur. Biasanya budidaya aquaponik ini digabungkan antara sistem budidaya tanam dan pemeliharaan ikan.

Urban Farming 4.0

Pemberian apresiasi dari Bank DKI kepada petani urban farming (dok. Bank DKI)
Pemberian apresiasi dari Bank DKI kepada petani urban farming (dok. Bank DKI)
Setelah adanya urban farming makan muncullah urban farming 4.0. Ada kaitannya dengan revolusi industri 4.0. Setiap sektor ekonomi, pendidikan, sosial, ataupun sektor lainnya pasti terintegrasi dengan teknologi. Begitupun juga pertanian. Seperti halnya yang dilakukan oleh pertanian perkotaan.

Pemda DKI pun mendapatkan dukungan penuh dari Bank DKI dengan memberikan modal kepada enam pelaku urban farming di Jakarta. Selain melaksanakan amanat daripada instruksi Gubernur DKI Nomor 14 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Perkotaan, dukungan dari Program CSR Bank DKI menunjukkan apresiasi tinggi dalam pengembangan pertanian. Terutama pertanian perkotaan yang terintegrasi dengan Internet of Things.

"800 juta orang di seluruh dunia secara aktif terlibat dalam praktik urban farming dan praktik ini dapat menghasilkan rata-rata 15 sampai 20 persen dari produksi pangan dunia." Penelitian Smith et all

Langkah Bank DKI dalam Urban Farming 4.0

Dukungan Bank DKI terhadap Balkot Farm (dok. Bisnis.com)
Dukungan Bank DKI terhadap Balkot Farm (dok. Bisnis.com)
Bank DKI, melalui program CSRnya, tentu mendukung segala jenis aktivitas yang berhubungan dengan urban farming. Terbukti dengan Bank DKI yang memberikan apresiasi berupa modal usaha kepada enam pelaku urban farming. Balkot Farm yang didukung oleh Bank DKI merupakan proyek Pemda DKI yang sesuai dengan Grand Design Gubernur DKI, Anies Basweda, tentang pertanian perkotaan.

Bank DKI sebagai badan yang berada dalam wilayah perkotaan memahami betul manfaat dari urban farming. Urban Farming 4.0 sangat memudahkan dan memaksimalkan hasil pertanian para petani kota.  Dengan adanya sarana penunjang IoT yang terhubung dengan website http://balkotfarm.jakarta.go.id sangat membantu para petani untuk menjad ruang informasi, mulai dari jenis sampai dengan khasiat suatu tanaman.

Selain penggunaan IoT, Adanya Balkot Farm juga sebagai sarana Forum Diskusi para pegiat urban farming dan komunitas . Besar harapan dengan adanya urban farming ini maka bisa menjadi salah satu solusi untuk ketahanan pangan nasional.

Sumber Referensi :
detik.com
smartcity.jakarta.go.id
bisnis.com
tribunnews.com
gatra.com
medcom.id
republika.co.id
bankdki.co.id
bbc.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun