Mohon tunggu...
Kang Dri An
Kang Dri An Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger pemula yang hobi menonton film, traveling, dan wisata kuliner

Newbie Blogger, Rookie Traveler, Movie Enthusiast, Joy Seeker

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Perkenalan Saya dengan Buku Paling Inspiratif

3 November 2021   15:35 Diperbarui: 10 November 2021   07:16 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau boleh dibilang, selama dua tahun terakhir ini saya sama sekali tidak memiliki motivasi untuk menulis. Baik itu menulis artikel organik atau menulis cerita fiksi. Bahkan tahun lalu saya hanya bertahan selama satu hari pada program 30 hari menulis cerita. Berawal dari kerinduan saya untuk kembali menemukan minat saya dalam menulis, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan arisan blog dari Klub Bogger dan Buku (KUBBU). 

Biasanya kita ditantang untuk menulis sesuai dengan kocokan grup, kemudian dibebaskan untuk menulis artikel apa saja untuk kemudian saling berbalas komentar. Namun pada arisan blog penutup di 2021 ini, yang diundi adalah topik untuk menulis artikelnya. Antara senang dan juga bingung karena topik kali ini adalah tentang 'Buku Yang Mengubah Hidupku'. Jujur saja ketika mendapatkan topik ini saya bingung sambil berpikir keras, kira-kira buku apa yang telah mengubah hidup saya?

Sejak saya kecil saya sudah membaca banyak buku, seharusnya tidaklah sulit untuk membuat tulisan topik ini. Akan tetapi, jujur saja saya bingung, karena definisi mengubah hidup menurut saya itu cukup kompleks. Sementara buku-buku yang saya baca, hanya sebatas menginspirasi saja, belum sampai mengubah. Baik itu kitab suci, buku fiksi, atau buku-buku pengetahuan lainnya. Memang banyak buku yang menginspirasi, hanya saja belum sampai tahap mengubah hidup. Karena menurut saya, hidup ini jalannya kita sendiri yang menentukan, walaupun ada campur tangan semesta di dalam prosesnya. 

Sebelumnya saya ingin bercerita terlebih dahulu tentang bagaimana saya menemukan kecintaan dalam membaca buku. Berawal ketika saya berusia 3 tahun, saya sering diajak pergi oleh orang tua, entah itu ke pasar swalayan, restoran cepat saji, bank, atau tempat publik lainnya. Saat itu saya mulai belajar mengenal huruf dari bertanya kepada orang tua, apakah tulisan-tulisan yang ada di papan nama yang terpampang di depan tempat tersebut?

"Itu HERO, H, E, R, O, HERO." ucap ibuku saat aku bertanya apa tulisan besar yang ada di papan nama pasar swalayan yang kukunjungi.

Mulai dari hal itulah saya perlahan belajar mengenal tulisan. Hingga akhirnya di usia 4 tahun saya mulai bersekolah taman kanak-kanak. Masih banyak bermain dan bercerita, belum seperti taman kanak-kanak sekarang yang lebih banyak menekankan pembelajarannya pada membaca, menulis, dan berhitung. Kemudian di perpustakaan sekolah, saya melihat satu majalah bergambar kelinci dengan huruf 'B' pada baju yang dipakainya. 

Setelah itu saya meminta dibelikan majalah itu kepada orang tua saya. Awalnya mereka heran, memangnya anak usia 4 tahun sudah bisa membaca secara lancar? Tapi akhirnya orang tua saya memberikan saya langganan majalah Bobo. Hari Kamis adalah hari yang paling saya tunggu-tunggu, karena pada hari itulah loper koran mengantarkan majalah Bobo. Dari majalah Bobo saya mengenal banyak hal, karena selain cerita bergambar, juga ada pengetahuan umum, cerita pendek, dongeng, bahkan ada surat pembaca, dan kolom sahabat pena. 

Seiring dengan bertambahnya usia, pilihan bacaan saya mulai bertambah. Mulai dari RPUL, Buku Pintar, hingga Ensiklopedia. Saya memang senang dengan buku-buku pengetahuan umum, dari buku-buku tersebut saya bisa mengenal negara yang bahkan saya tidak pernah tahu keadaan alamnya seperti apa. Karena buku-buku tersebut juga saya memiliki motivasi untuk suatu saat mengunjungi tempat-tempat yang saya favoritkan waktu kecil, salah satunya adalah negara Rusia.

Selepas lulus sekolah dasar dan mulai remaja, pilihan buku saya berubah lagi. Saya mulai menyukai komik detektif, yang sampai saat tulisan ini dibuat belum juga tamat, ya betul, Detektif Conan. Saya tidak membeli buku melainkan meminjam di taman bacaan dekat dengan kampus IPB. Setiap menunggu ibu saya bekerja, saya pasti menunggu di taman bacaan tersebut. Tak hanya Conan saja, saya juga gemar membaca novel detektif karya Agatha Christie. Selain genre detektif, saya juga menyukai genre teenlit atau novel untuk remaja, dan metropop. Kebanyakan koleksi di taman bacaan itu memang novel untuk remaja hingga dewasa, karena taman bacaan tersebut sebenarnya untuk mahasiswa.

Hingga akhirnya saya berkenalan dengan salah satu buku yang sangat menginspirasi saya. Mau tahu buku apa? Baiklah saya ceritakan singkat dulu bagaimana saya berkenalan dengan buku ini. Tahun 2004 saya mulai berkenalan dengan Supernova 'Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh'. Sebuah novel yang cukup berat untuk ukuran anak remaja. Selain bahasanya yang lumayan berat, membahas fisika kuantum, juga karena genrenya yang terbilang unik. Bagaimana mungkin membuat cerita dalam cerita. Dikisahkan tokoh utama pada novel tersebut membuat sebuah masterpiece yang tokohnya paralel dengan dunia nyata. Pada akhir cerita, sang tokoh utama mendapat surat elektronik dari sang Supernova.

Setelah itu saya membaca kelanjutan kisah Supernova yang ada di buku kedua, Akar, dan buku ketiga, Petir. Menurut saya ketiga buku tersebut cukup unik. Pembaca tidak perlu membacanya secara berurut, karena setiap judul memiliki tokoh utamanya masing-masing yang menjadi kekuatan dari buku tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun