Coba saja perhatikan. Setelah ada PBB, justru makin banyak perang. 1950an: perang Korea. 60an: Vietnam. 70an: Uganda, Ethiopia. 80an: Afghanistan. 90an: Perang Teluk. 2000an: Perang Teluk jilid II. Selalu sasarannya adalah negara2 berkembang.
Sekarang programnya bertambah satu: penyedikitan umat manusia dengan mempromosikan gaya hidup LGBT. Sebab, perkawinan sejenis tidak menghasilkan keturunan.
[caption caption="Perkawinan gay, bagian dari program depopulasi dunia"]
Tujuan lain dari LGBT adalah melemahkan angkatan perang. Bisa dilihat pada foto pertama di bagian paling atas artikel ini, anjuran resmi dari UNFE dengan makna terselubung "daripada tentara pegang senjata, lebih baik pegang tangan sesama lelaki".
3. Agenda 2030
Seberapa serius Global Elites dan PBB mempromosikan LGBT? Sangat serius! LGBT adalah bagian dari Agenda 2030 yang dicanangkan PBB untuk “transformasi dunia”. Agenda 2030 mencakup tiap aspek dalam kehidupan kita. IT’S A BIG DEAL!! Tapi tak pernah dibahas oleh media-media.
[caption caption="Agenda 2030 PBB untuk "transformasi dunia", termasuk LGBT"]
Agenda 2030 menggunakan bahasa keren “Sustainable Development”. Tidak disebut LGBT, disebutnya “free & equality”. Sama seperti tipuan “globalisasi”, “pasar bebas” dll. Keliatannya ideal. Padahal itu semua adalah blue print untuk memuluskan penjajahan ekonomi negara2 oleh korporasi Global Elites. Inilah yang dimaksud oleh Bung Karno dengan istilah nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme).
[caption caption="Bung Karno, sempat keluar dari keanggotaan PBB karena merasa PBB hanya jadi perpanjangan tangan untuk membela kelompok tertentu saja"]
4. Bagaimana Bersikap??
Kembali ke soal LGBT di Indonesia. Dibekingi “Agenda 2030 PBB”, dan dana melimpah ruah, negara Indonesia bakal terus menerus jadi sasaran kampanye LGBT, sampai tahun 2030.