Mohon tunggu...
Kang Darling
Kang Darling Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

LGBT: Mengapa Didanai PBB??

15 Februari 2016   22:24 Diperbarui: 18 Februari 2016   13:27 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Makna terselubung kampanye LGBT oleh PBB: "daripada tentara pegang senjata, lebih baik pegang tangan sesama pria""][/caption]

Belakangan ini marak pemberitaan dan perdebatan mengenai LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual & Transgender).

Kenapa tiba2 soal LGBT ini jadi topik hangat? Gara2 emoji di Line, Viber, dll? Bukan! LGBT ini jadi ramai gara2 dipromosikan oleh PBB supaya diterima oleh dunia. Jurus ini disebut “social engineering”.

[caption caption="PBB terbitkan perangko LGBT"]

[/caption]

 1. Melindungi atau Mempromosikan??

Ini fakta, bukan hoax. PBB (UN) bahkan membentuk badan khusus bernama UNFE (United Nations Free & Equality) untuk mempromosikan LGBT. Silakan klik webnya: www.unfe.org. PBB juga menerbitkan perangko gay.


Kalau sudah jadi program resmi PBB, sudah pasti ada bujetnya. Sudah pasti tak bakal surut dgn tentangan2 di media2. LGBT bakal terus dipromosikan agar masyarakat dunia lama-lama mendukung.

Dalihnya adalah melindungi hak asasi manusia. Pada kenyataannya bukan melindungi, tapi justru mempromosikan gaya hidup LGBT.

UNDP bahkan menggelontorkan uang sebesar USD 8 juta (sekitar Rp 107 M) untuk mempromosikan LGBT di Indonesia, China, Thailand dan Filipina.

[caption caption="UNDP kucurkan Rp 107 M untuk promosikan LGBT di 4 negara termasuk Indonesia"]

[/caption]

Pertanyaannya, kenapa keempat negara ini -- Indonesia, China, Thailand & Filipina -- jadi sasaran promosi LGBT?? Karena negara2 tersebut adalah "negara berkembang" yg penduduknya banyak. Ini ada kaitannya dengan politik depopulasi dunia, yang sudah dijalankan sejak lama, tanpa disadari oleh masyarakat dunia.

2. Program Pemusnahan Umat

Ini bukan hoax. Program “penyedikitan umat dunia” (=depopulasi) sudah dicanangkan dari thn 1920an. Nama programnya Eugenic, upaya untuk mengontrol populasi dan ras. Sponsor utamanya adalah Rockefeller.

[caption caption="Program depopulasi Eugenics didanai Rockefeller sejak tahun 1920an"]

[/caption]

Rockefeller, sebagaimana diketahui, adalah salah satu pimpinan the "Global Elites", para pengusaha terkaya dunia yg memiliki ideologi "globalist" yang bercita-cita membentuk "New World Order".

Bagi pembaca yang belum paham hubungan antara Rockefeller dengan PBB, silakan baca referensi2 umum seperti Wikipedia, bahwa gedung PBB yang megah di areal seluas 7 ha di New York itu dibangun di atas tanah hibah Rockefeller.

[caption caption="Gedung PBB yang megah di New York, dibangun di atas tanah hibah dari Nelson Rockefeller tahun 1948"]

[/caption]

Penduduk dunia 7 miliar orang, menurut Global Elites kebanyakan. Apalagi sebagian besar penduduk dunia adalah orang miskin. Mereka tak mau penduduk dunia banyak dan miskin. Mereka maunya penduduk yg sedikit, produktif dan bisa menghasilkan uang buat mereka. Idealnya penduduk dunia cuma 500 juta orang saja.

Ini bukan rahasia. Mereka bahkan menuliskan tekad depopulasi itu dalam sebuah prasasti raksasa di Georgia, AS.

[caption caption="Prasasti raksasa di Georgia, AS, berisi tekad untuk menjadikan penduduk dunia hanya 500 juta orang saja."]

[/caption]

Bagaimana caranya mengurangi jumlah penduduk?? Ini juga sudah lama dilakukan, tanpa disadari banyak orang. Ciptakan perang dan pembunuhan massal. Pembunuhan etnis tertentu (genocide). Pembunuhan bayi (infanticide). Vaksin pemandulan (sterilisasi) massal di Afrika. Sebarkan wabah dan virus termasuk AIDS dll.

[caption caption="Perang dan pembunuhan massal di negara2 berkembang justru lebih sering setelah ada PBB"]

[/caption]

Coba saja perhatikan. Setelah ada PBB, justru makin banyak perang. 1950an: perang Korea. 60an: Vietnam. 70an: Uganda, Ethiopia. 80an: Afghanistan. 90an: Perang Teluk. 2000an: Perang Teluk jilid II. Selalu sasarannya adalah negara2 berkembang.

Sekarang programnya bertambah satu: penyedikitan umat manusia dengan mempromosikan gaya hidup LGBT. Sebab, perkawinan sejenis tidak menghasilkan keturunan.

[caption caption="Perkawinan gay, bagian dari program depopulasi dunia"]

[/caption]

Tujuan lain dari LGBT adalah melemahkan angkatan perang. Bisa dilihat pada foto pertama di bagian paling atas artikel ini, anjuran resmi dari UNFE dengan makna terselubung "daripada tentara pegang senjata, lebih baik pegang tangan sesama lelaki".

 3. Agenda 2030

Seberapa serius Global Elites dan PBB mempromosikan LGBT? Sangat serius! LGBT adalah bagian dari Agenda 2030 yang dicanangkan PBB untuk “transformasi dunia”. Agenda 2030 mencakup tiap aspek dalam kehidupan kita. IT’S A BIG DEAL!! Tapi tak pernah dibahas oleh media-media.

[caption caption="Agenda 2030 PBB untuk "transformasi dunia", termasuk LGBT"]

[/caption]

Agenda 2030 menggunakan bahasa keren “Sustainable Development”. Tidak disebut LGBT, disebutnya free & equality”. Sama seperti tipuanglobalisasi”, “pasar bebas” dll. Keliatannya ideal. Padahal itu semua adalah blue print untuk memuluskan penjajahan ekonomi negara2 oleh korporasi Global Elites. Inilah yang dimaksud oleh Bung Karno dengan istilah nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme).

[caption caption="Bung Karno, sempat keluar dari keanggotaan PBB karena merasa PBB hanya jadi perpanjangan tangan untuk membela kelompok tertentu saja"]

[/caption]

 4. Bagaimana Bersikap??

Kembali ke soal LGBT di Indonesia. Dibekingi “Agenda 2030 PBB”, dan dana melimpah ruah, negara Indonesia bakal terus menerus jadi sasaran kampanye LGBT, sampai tahun 2030.

Faktanya, LGBT ini bukan melindungi hak mereka, tapi mempromosikan gaya hidup mereka.

Apakah anda ingin anak cucu Anda jadi gay, lesbian & transgender?? Apakah Anda ingin bangsa Indonesia jadi sasaran depopulasi lewat perkawinan sejenis?? Semoga kita semua menjadi bangsa yang berkarakter dan berani bersikap.

Salam kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun