Pertandingan berakhir di angka 2-0 untuk tuan rumah. Beberapa suporter langsung berhamburan ke luar tribun, tapi bagi suporter Indonesia semua tetap dipaksa untuk tidak keluar dari area gate E.
Saya masih bertahan sejenak di tribun, menyaksikan para pemain timnas mendekat. Saya nekat memanjat pagar dan mengolok mereka sambil mengacungkan simbol thumbs down.
Apakah itu tanda saya tidak menghargai perjuangan pemain? Tidak juga. Coba dibalik, apakah pemain tidak menghargai perjuangan suporter?
Kami tertahan selama kurang lebih 2 jam di sana. Semua mulai berusaha meredam emosi, tapi di momen itu pun rupanya masih ada lemparan gelas plastik dari arah luar gate.
Apakah kericuhan itu berakhir? Tentu belum. Beberapa yang pulang menggunakan transportasi umum harus bersua lagi dengan suporter Malaysia dan tentu saja mendapat intimidasi.
Sementara kami saat sudah sampai di hotel, langsung masuk ke kamar masing-masing mengingat hari sudah berganti dan sudah ada agenda lain menunggu. Saya pun memutuskan untuk tidur.
Pukul 3 dini hari beberapa suporter Malaysia memprovokasi lagi di depan hotel. Saat dikejar, mereka berbelok ke gang belakang hotel yang ternyata sudah ada cukup banyak kawanan mereka menunggu. Bentrok selesai saat Polis Diraja Malaysia datang ke TKP dan mengamankan beberapa orang.
Saya tidak tahu harus kapok atau tidak dengan semua kejadian ini. Sebab justru hal ini membuat saya ingin melakukan away day lagi. Sama seperti makan makanan pedas, di mana kita mungkin merasa tersiksa, tapi ada perasaan ingin "menikmatinya" lagi.