"Kang Amar"
 Sayarat untuk menjadi seorang guru  itu adalah yang memiliki Ilmu Mendalam (‘Alim), Ketakwaan (Wira’i) dan Lebih Berpengalaman (Asan) yang artinya berwawasan luas dan memiliki pengalaman secara teori maupun praktik.
Syarat untuk menjadi orang Alim (Ilmu yang mendalam) yaitu berintelektual, dan syarat orang yang menjadi Wira’i (Ketakwaan) orang yang memiliki moral dan keteladanan. Dengan syarat ini akan menjadi sebagai bagian dari kesholehan yang dapat dijadikan panutan oleh peseta didik.
Guru sebagai Mitra Peserta didik dan guru bentuk pengabdian yang sangat mulia, mulia nya seorang guru tak terukur oleh satuan karena kemuliaan guru bernilai tak terhingga.
Guru yang ideal yaitu meliputi kecerdasan intelektual, kebersihan hati, kedewasaan dan kesabaran yang dapat dijadikan panutan oleh peserta didik.
Konsep peserta didik istilah dalam kitab Ta’lim Al-Muta’alim yaitu Thalibul Ilmu  yang berarti orang yang mencari ilmu. Posisi peserta didik dalam menuntut ilmu harus dilandasi niat yang tulus karena Allah SWT, dengan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di Akhirat, menghilangkan kebodohan dalam diri, dan menjaga ajaran islam.
Dalam syair Ali bin Abi Thalib, menyebutkan bahwa ilmu yang diperoleh jika memenuhi 6 hal, yaitu Kecerdasan, ketekunan, kesabaran, bekal, bimbingan guru dan waktu yang panjang.
Peserta didik atau pencari ilmu tidak akan memperoleh manfaat tanpa memuliakan ilmu, tanpa memuliakan pengajarnya, dan tanpa menghormati guru. Peserta didik dengan guru harus menjaga hubungan yang harmonis baik di dalam majelis ilmu maupun di luar majelis ilmu. Etika peserta didik dengan guru tidak boleh melampui guru seperti ketika peserta didik dan guru berjalan maka peserta didik tidak boleh mendahuli guru sebelum di izinkan oleh guru dan peserta didik harus menjaga kesabaran dalam menunggu guru.
Guru itu seorang sosok yang memiliki kemuliaan yang sangat tinggi, peserta didik dan para pencari ilmu harus menghormati guru dan menghargai guru dalam setiap hal.
Ketika guru dan para pencari ilmu memiliki pola hubungan maka akan tercipta dan terselesaikan masalah-masalah pada saat proses pembelajaran, adapaun permasalahan dalam proses belajar yaitu: (a) Semangat dan kesiapan untuk belajar; (b) Meningkatkan minat peserta didik atau para pencari ilmu dalam belajarnya; (c) Mendorong tumbuhnya sikap dan bakat yang baik pada peserta didik atau para pencari ilmu; (d) Mengelola proses pembelajaran; (e) Dampak pembelajaran dan Implementasinya dalam kehidupan nyata; (f) Hubungan antar manusia dalam proses belajar mengajar.
Guru harus memiliki koherensi antara teori ilmu yang mereka miliki dengan sikap atau adab yang guru lakukan. Ilmu tidak hanya ada pada fkiran akan tetapi praktik keteladan harus tercermin pada peserta didiknya.
Sikap pencari ilmu atau peserta didik cerminan dari guru yang sejati, seperti orang tua dengan anaknnya. Guru adalah orang tua ke dua setelah orang tua kandungnya di rumah. Seorang ‘Alim harus berbuat Wara’i  yang akan menjadikan guru menjadi penyantun dan sabar. Dalam Dunia pendidikan guru tetap harus di hormati sebagai tenaga professional yang memiliki ilmu.
*Kang Amar*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI