Mohon tunggu...
Filsafat

Selamat dan Sukses

16 Mei 2015   05:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A success is a combination of three things namely the achievement of one’s satisfaction, how much benefit to others, and the increasing of goodness in the sight of God” (Adiwijaya, 2014) Setiap orang senantiasa ingin dan berusaha menggapai sukses. Disisi lain pun, orang-orang senantiasa mengucapkan selamat atau mendoakan untuk kesuksesan orang lain. Bahkan tak jarang seseorang  minta didoakan atau mohon dukungan  kepada orang lain agar dirinya  sukses. Mungkin ini hanya masalah persepsi. Dalam pandangan saya, sukses tak hanya capaian kepuasan seseorang, tapi ada hal lain yang menjadi indikator sukses atau tidaknya seseorang. Seseorang yang berhasil menduduki suatu jabatan atau memiliki aset yang melebihi lingkungannya, terkadang disebut sukses di masyarakat. Pandangan ini terkadang menggelincirkan kita. Masyarakat terkadang lupa bahwa hal itu hanyalah salah satu dari  parameter kesuksesan. Bagaimana ia memperoleh jabatan itu dan bagaimana ia mengemban amanah jabatan tersebut. Bagaimana ia memperoleh harta itu dan bagaimana pula ia membelanjakan (memanfaatkan) harta itu. Pencapaian seseorang dalam suatu hal yang langka pun  sering dikategorikan sukses. Dalam  kisah pendakian Mount Everest (1953), saat tinggal satu langkah mencapai puncak, Tenzing Norgay (sang pemandu) yang dari awal senantiasa berjalan didepan, mempersilahkan Sir Edmund Hillary, untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia itu. Tenzing sukses mengantarkan Edmun Hillary, tapi mayoritas masyarakat mengingatnya adalah Sir Edmun sebagai orang pertama yang menaklukan Everest. "Selamat dan sukses telah menjadi menteri di Republik ini", itu terjadi tujuh bulan yang lalu.  Jika indikator ketiga sulit diukur, paling tidak... gunakan  indikator untuk mengukur kesuksesan. Apakah setelah tujuh bulan, masayarakat sudah merasakan manfaat atas pengangkatan yang bersangkutan menjadi menteri? Wallohu 'alam. Oleh karena itu, sesungguhnya kesuksesan sebaiknya dimaknai dengan hati. Tentunya, setiap kesuksesan tidak hanya sekedar dapat dirasakan oleh orang yang bersangkutan, tapi juga  oleh orang lain yang menyaksikan dan yang berhak merasakan manfaat atas keberadaan orang tersebut. Lebih jauh, indikator pencapaian kesuksesan utamanya adalah dimata Sang Khalik, yang tahu dengan detil  bagaimana proses pencapaiannya dan pasca pencapaiannya.  Dengan demikian, tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa  "Sebuah kesuksesan adalah kombinasi tiga hal yakni, pencapaian kepuasan pribadi, kebermanfaatan untuk lingkungannya, dan pertambahan nilai kebaikan dimata Tuhan".  Jangan sampai, banyak orang mengagumi atas 'kesuksesan' yang dicapai oleh kita, tapi akhirnya.. kita tidak selamat. Na'uzubillah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun