Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Urgensi Menata Niat Ketika Beramal Shalih

9 Juni 2023   16:35 Diperbarui: 10 Juni 2023   15:56 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ditto Bowo via Unsplash

Oleh sebab itulah, alangkah baiknya bagi kita untuk senantiasa bermuhasabah ketika kita hendak berbuat apa saja.

Misalnya saja dengan menanyai hati kita, Kenapa kita akan melakukan perbuatan tersebut? Benarkah perbuatan yang akan kita kerjakan tersebut benar-benar sudah kita niatkan untuk mendapatkan ridha Allah? Dan bagaimanakah cara yang dapat kita ikhtiarkan agar setiap amal kita kelak dapat menghadirkan ridha Allah?

Berbekal pertanyaan-pertanyaan yang demikian setidaknya kita akan dapat menimbang mengenai baik buruknya amal perbuatan kita, sehingga kita pun bersikap lebih tenang dan tidak tergesa-gesa dalam berbuat apa saja.

Sebab kita memiliki pertimbangan yang matang sebagai landasan dari perbuatan kita. 

Diantara bentuk pertimbangan tersebut adalah kita meyakini bahwa dari apa yang telah kita niatkan maupun apa yang kita kerjakan, baik itu besar maupun kecil ukurannya, semuanya akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. 

Di dalam QS Al-Zalzalah ayat 7-8  telah dijelaskan:

 sumber: screenshoot via quran.com
 sumber: screenshoot via quran.com

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji sawi), maka dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah, maka dia (pun) akan melihat (balasan)-nya".  

Berbekal pertimbangan kita atas adanya balasan dari Allah atas setiap amal perbuatan ini, maka kiranya hal ini dapat menjadikan kita semakin waspada terhadap setiap amal perbuatan kita, di mana bentuk dari kewaspadaan ini adalah mulai dari diri kita, yakni berawal dari niat yang kita bangun ketika hendak melakukan amal perbuatan.

Dengan adanya proses evaluasi yang kita lakukan secara terus menerus atas niat ini, maka hal ini akan menuntun kita dalam berbuat amal kebaikan dengan keadaan yang cenderung stabil, sebab pondasi atau landasan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah SWT semata. 

Keajegan atau konsistensi dalam melakukan amal kebaikan ini merupakan bagian dari karunia Allah yang dilimpahkan pada kita dalam bentuk kesadaran diri atas identitas sekaligus peran kita sebagai makhluk-Nya di dunia, di mana dalam hal ini adalah semata-mata untuk menghamba kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun