Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik Hikmah Bulan Rajab

18 Februari 2021   11:09 Diperbarui: 19 Februari 2021   10:20 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva: olah pribadi

Dengan melaksanakan shalat fardhu berdasarkan waktu-waktu dan tata cara yang telah ditentukan inilah, maka mereka yang telah melaksanakannya secara tidak langsung akan terlatih untuk mendisiplinkan diri mengerjakan apa saja secara benar, konsisten, dan istiqamah.

Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan shalat terdapat syarat-syarat, tata cara maupun waktu-waktu yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh siapa saja yang hendak mengerjakannya.

Dengan terbiasa mematuhi tata cara maupun waktu inilah maka secara tidak langsung orang yang melaksanakannya juga akan terlatih untuk memperhatikan tata cara maupun tenggat waktu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya.

Kedua, Shalat merupakan media untuk berdzikir kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam QS Thaha ayat 14 yang terjemahnya sebagai berikut:

"Sesungguhnya Aku ini Allah. Tiada Tuhan selain Aku. Oleh sebab itu, sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."

Jika kita perhatikan, isi bacaan di dalam shalat itu adalah muatan dzikir dan doa-doa yang diucapkan oleh siapa saja yang mengerjakannya. Maka tentu sudah sangat tepat, jika kemudian Allah menyebut shalat itu adalah diantara cara yang dapat digunakan oleh seorang hamba untuk dapat mengingat-Nya.

Kemudian, oleh karena seorang hamba telah terlatih untuk berdzikir (mengingat Allah) inilah, maka kelak ia juga diharap dapat membiasakannya ketika di luar shalat. Sehingga mereka akan terus selalu mengingat Allah kapan saja dan dimana saja. Hal ini sebagaimana diterangkan di dalam terjemah QS Al-Baqarah ayat 100 berikut:

"Maka, jika kalian telah rampung menunaikan ibadah-ibadah kalian (yakni shalat) maka hendaklah kalian mengingat Allah seperti kalian mengingat orang tua kalian atau lebih dari itu."

Dengan melaksanakan ibadah shalat yang diiringi dengan kebiasaan berdzikir, selalu mengingat Allah di luar melaksanakan shalat inilah diharapkan seseorang juga akan tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Penjelasan ini sebagaimana diterangkan di dalam terjemah QS Al-'Ankabut ayat 45 berikut:

"Bacalah kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan dirikankanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu (dapat) mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (di saat shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah Maha Mengetahui apa saja yang kalian kerjakan."

Ketiga, Amal perbuatan yang pertama kali dihisab oleh Allah ketika di akhirat kelak adalah shalat. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh abu Dawud (864), imam Turmudzi (413) dan imam Nasa'i (465), telah menjelaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun