Kurasa ku tlah jatuh cinta
Pada pandangan yang pertama
Sulit bagiku untuk bisa
Berhenti mengagumi dirinya
Itulah kiranya gambaran tentang jatuh cinta pada pandangan pertama melalui sebuah lagu yang pernah dibawakan oleh RAN.
Lazimnya, jatuh cinta sejak pandangan pertama ini ditujukan oleh seseorang kepada pihak lain, laki-laki atau perempuan yang dianggap memiliki daya pikat saat memandanginya.Â
Alasan seseorang jatuh cinta pada seseorang itu bisa jadi karena penampilan, sebab tatapan, atau lantaran kecakapan yang mereka miliki dan bermacam alasan lainnya. Atau, bahkan mungkin tanpa ada alasan yang dapat dirumuskan.Â
Baiklah, untuk saat ini marilah kita simpan dulu bahasan tentang jatuh cinta sejak pandangan pertama kepada seseorang itu. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, mungkinkah seseorang itu juga mengalami rasa jatuh cinta sejak pandangan pertama pada sebuah tulisan? Bagaimana menurut pendapat Anda?Â
Jika saya juga boleh untuk ikut urun rembug menyampaikan pendapat, maka pendapat saya adalah tentu saja hal ini sangat mungkin. Karya dari seorang penulis bisa saja ia akan mampu untuk memikat para pembacanya sejak dari awal judul tulisan.Â
Judul tulisannya yang begitu indah dari karya yang telah ia bagi itu seakan telah memancing minat sekaligus rasa penasaran dari para pembacanya untuk menelusuri lebih jauh apa saja yang tersimpan di dalamnya.
Kemudian, berangkat dari judul tulisan yang telah mampu menghipnotis para pembaca itu, ternyata masih dikukuhkan oleh penulisnya melalui ikatan cinta dengan para pembacanya. Adapun upaya untuk membentuk ikatan itu adalah dengan cara bersetia untuk menyaji tulisan yang tetap sama pesonanya saat memasuki fase isi tulisan.Â
Sehingga semakin memasuki isi tulisannya itu, para membaca karyanya pun kian berbinar-binar hatinya, sebab serasa memperoleh mutiara yang berharga dari upaya mereka untuk terus membacai karya yang telah mereka genggam. Pendek kata, cinta mereka tak bertepuk sebelah tangan.
Rasa cinta mereka yang sudah mulai bersemi sejak dari hulu judul tulisan ini senantiasa mengalir dengan begitu derasnya hingga menuju pada muara wasana kata.
Dengan adanya kelancaran saat menyusuri telaga tulisan itulah, maka pembacanya pun seakan tak mendapati kesulitan yang berarti saat mencoba memahaminya. Dan sebaliknya, mereka kian hanyut saat berenang dalam imajinasi gagasan yang memancing rasa penasaran mereka untuk menyelam lebih dalam.Â