Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Racun dan Tikus

24 Januari 2021   05:56 Diperbarui: 24 Januari 2021   09:04 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tikus (Alexas Fotos-Pexels)

Itulah beberapa potret ringkas mengenai relasi antara racun materi dengan tikus berdasi maupun yang tak berdasi dalam keseharian kita. 

Dalam hal ini, sebenarnya Tuhan telah sangat benderang dalam mengingatkan kita bahwa dunia ini sejatinya merupakan ajang senda gurau yang banyak berisi tipuan di dalamnya. Dan tatkala siapa saja tak mampu untuk memahami ragam bentuk kreatifitas dari tipuan itu, maka besar kemungkinan mereka pun akan hanyut dan tenggelam di dalamnya. 

Seseorang yang masih dalam taraf bercita-cita maupun yang telah dilimpahi dengan gelimang harta, tingginya pangkat, status sosial yang terhormat, bisa saja semua itu akan berbalik menjadi racun bagi diri mereka sendiri jika tak paham dengan hakikat keberadaannya. 

Oleh karena mereka terlalu larut dalam kegembiraan atas materi-materi itu, maka bisa saja mereka akan cenderung lupa dengan fungsi asli dari materi tersebut, yakni sebagai media untuk semakin mendekat dan berbakti pada Tuhan. 

Dengan keadaan mereka yang sudah semakin mabuk dengan racun materi itulah, maka hal ini pun menjadikan mereka kian semangat untuk mengumpulkannya, menapaki setiap jenjangnya, sampai mereka benar-benar berada pada posisi titik balik terendah yang penuh dengan kehinaan. 

Akan tetapi, kondisi itu sebenarnya masihlah belum seberapa jika dibanding dengan bentuk kemalangan lain yang menimpa seseorang karena merasa terus dilimpahi oleh materi itu dengan begitu mudahnya dan seolah-olah Tuhan merestui setiap apa yang mereka kumpulkan. 

Mereka tak menyadari bahwa sebenarnya semua materi yang dikumpulkan itu sebenarnya merupakan jalan lain bagi mereka untuk menuju lembah kehinaan dan kehancuran. 

Dan barulah ketika mereka berada pada kondisi yang terendah ini mereka hanya akan dapat mengumpulkan keping penyesalan. Sebab sudah begitu terlambatnya mereka untuk menyadari keadaan diri, sementara usia mereka tinggallah sepenggal masa. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun