Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagian XII: Wasiat Nabi Ya'qub untuk Meneguhkan Hati Para Puteranya

14 Desember 2020   14:15 Diperbarui: 14 Desember 2020   14:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Al-Qur'an (Unsplash/diolah pribadi)

"Wahai anak-anakku, janganlah kalian memasuki kota itu dari satu pintu saja. Akan tetapi, hendaklah kalian memasukinya dari pintu-pintu yang berbeda. Aku tak berkuasa sedikitpun atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah pada diri kalian. Dan tidaklah sesuatu itu akan terjadi kecuali atas kehendak Allah. Kepada-Nya-lah aku berserah diri. Dan hanya kepada-Nya-lah hendaknya orang-orang yang bertawakal itu berserah diri."

Demikianlah nasihat yang telah disampaikan oleh Nabi Ya'qub AS kepada seluruh puteranya sebelum mereka berangkat ke Ibukota Mesir, untuk yang kedua kalinya.

Nasihat singkat namun padat makna itu diperhatikan betul oleh para puteranya, sehingga mereka pun memiliki segenap keyakinan untuk menuntaskan tujuan mereka, yakni membawa bahan makanan dari lumbung pangan di ibukota itu.

Kawan, melalui nasihat Nabi Ya'qub yang telah dituturkan kepada para puteranya ini, kiranya terdapat beberapa pesan penting yang dapat kita ambil. Pertama, mengenai sebuah ajaran tentang begitu pentingnya untuk memiliki beberapa cara alternatif, pada saat kita hendak meraih suatu tujuan.

Cara alternatif itu ibarat pintu-pintu yang akan kita masuki pada saat meniti tujuan yang kita harapkan. Begitu satu pintu tertutup, kita harus mencari peluang melalui pintu-pintu yang lain. Beginilah ajaran Nabi Ya'qub yang dinasihatkan kepada para puteranya agar mereka memiliki keteguhan hati yang membaja pada saat hendak berangkat ke Mesir untuk mencari bahan makanan.

Kita sangat mafhum bahwa keadaan bisa saja berubah sewaktu-waktu. Kemudahan yang didapat di masa terdahulu belum tentu masih akan diperoleh kembali di masa mendatang. Oleh sebab itu, manakala cobaan itu kian memberat saat menghadangi langkah kita, maka jalan yang dapat kita tempuh adalah terus mencari "pintu-pintu" yang lain agar kita dapat memasuki gerbang peluang yang akan mengantar kita pada kesuksesan.

Selain itu, pesan kedua yang dapat kita ambil adalah mengenai pentingnya kesadaran diri kita bahwa selalu ada peran serta Tuhan di dalam proses maupun hasil dari usaha kita. Sebab, Dia adalah sebenar-benarnya Dzat yang menentukan sukses atau tidak suksesnya kita dalam berusaha.

Dengan demikian, di samping kegigihan kita dalam berusaha, kita pun harus senantiasa menyertainya dengan doa dan sikap tawakal. Dengan harapan, agar Tuhan juga meridhai atas apa yang kita upayakan itu.

Penulis kira, inilah yang dapat kita ambil ibrah dari kisah Nabi Yusuf kali ini. Bagaimanakah lika-liku kisah perjalanan saudara-saudara Nabi Yusuf  itu setelah berpamitan dengan bapak mereka? Insyaallah, akan penulis ceritakan pada tulisan berikutnya. (*)

Referensi: QS Yusuf 67.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun