Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anugerah dan Bencana di Seputar Putusnya Rel Kereta Jabodetabek

27 November 2012   17:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:35 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa tadi adalah hari keempat saya menitipkan sepeda motor Stasiun Bojong Gede Bogor yang sejak Kamis lalu rel kereta Jabodetabek putus karena longsor antara Stasiun Bojong Gede dengan Stasiun Cilebut. Pada situasi normal, saya biasa menitip di Stasiun Cilebut yang jaraknya hanya 3 km dari rumah. Tidak hanya saya, ratusan orang lain yang biasa menitipkan di Stasun Cilebut dan Stasiun Bogor terpaksa menyerbu stasiun ketiga dari Bogor tersebut karena keretanya hanya sampai di situ.

Karena saya bukan penitip tetap di stasiun tersebut, saya tidak pernah kebagian tempat selain di penitipan-penitipan dadakan yang baru beroperasi  sejak musibah tersebut. Tempatnyapun tidak terjamin, ada yang di pinggir jalan, di kebun atau di halaman rumah.  Yang pasti, setiap meter  lahan  yang berada di sekitar Stasiun Bojong Gede kini menjadi super produktif.  Bayangkan saja setiap hari ia dapat memungut sebesar  Rp. 3.000 dari satu sepeda motor  yang dititip di tempat tersebut.  Jika proses perbaikan rel tersebut memakan waktu satu bulan, maka selama itulah mereka dapat mengais ratusan ribu akibat adanya musibah tersebut.

Yang dapat menarik keuntungan dari  terputusnya jalur kereta Bojong Gede - Bogor ini selain tempat penitipan motor adalah para pedagang di stasiun  dan angkot Bojong Gede-Bogor. Ini akibat dari kunjungan penumpang ke stasuin yang meningkat sekitar  3 kali lipat dari biasanya. Ketika saya mengambil motor, saya sering bilang pada tukang parkir-tukang parkir dadakan itu untuk mensyukuri rezeki-rezeki dadakan yang sifatnya sementara tersebut.

Berikut ini gambaran kepadatan Stasiun Bojong Gede yang  lebih dari biasanya :

[caption id="attachment_226218" align="alignnone" width="403" caption="Tempat penitipan sepeda motor yang membludak diserbu penitip dari Cilebut dan Bogor"][/caption]

[caption id="attachment_226217" align="alignnone" width="576" caption="Suasana di Stasiun Bojong Gede, satu rel bisa dijadikan tempat duduk-duduk karena kereta hanya menggunakan satu jalur"]

13540354001175138434
13540354001175138434
[/caption]

Sementara itu, situasi terbalik terjadi di Stasiun Cilebut dan Bogor. Tempat-tempat penitipan menjadi kosong karena ditinggal pelanggannya, kios-kios di dalam dan di luar stasiun tidak ada pembelinya. Bahkan yang berada di dalam, mereka tidak bisa berdagang sama sekali karena pintu gerbangnya saja di tutup. Sungguh ini merupakan bencana bagi  mereka.

Dalam perkiraan saya, di Stasiun Cilebut tidak kurang dari 12 tempat penitipan dengan jumlah  sepeda motor sekitar 1000 unit perhari pada hari kerja dari Senin sampai Jumat. Jika Sabtu Minggu paling banyak hanya setengahnya. Dengan biaya penitipan Rp. 2.500 perhari, mereka kini kehilangan rezeki  Rp. 2,5 juta per hari. Sedangkan di Bogor  sekitar 1.500 unit kendaraan biasa terparkir di berbagai tempat penitipan sekitar stasiun.

Selain penitipan-penitipan roda dua dan roda empat tersebut, juga terdapat pedagang-pedagang yang bernasib sama. Di Stasiun Cilebut  sekitar 50 pedagang, baik di dalam maupun di luar stasiun yang konsumennya mengandalkan pengguna kereta. Sedangkan di Bogor lebih banyak lagi, mungkin sekitar 200 pedagang.  Padahal keluarga mereka harus tetap makan, anak-anak  mereka harus tetap sekolah  dan pastinya harus pakai ongkos.

Keberadaan kereta Jabodetabek memang tidak hanya sebagai sarana transportasi semata, di sana terdapat ribuan orang yang mengais rezeki.  Semoga saja tukang ketupat sayur yang biasa ramai  di dalam Stasiun Cilebut itu memiliki aktivitas lain yang bisa menghasilkan uang selama stasiun tersebut belum beropersi. Demikian juga dengan tukang buah, penjual pulsa, penjual assecoris dan yang lainnya.

[caption id="attachment_226219" align="alignnone" width="576" caption="Sejak hari pertama, PTKAI sudah mengerahkan alat berat untuk memperbaiki rel yang anjok akibat longsor antara Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Cilebut"]

13540356441245711049
13540356441245711049
[/caption] Sumber photo : Dokumen Pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun