Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Banjir Rutin, dari Baper sampai Jadi Guyonan

6 Februari 2018   22:26 Diperbarui: 6 Februari 2018   22:31 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir memang sudah menjadi langganan dataran rendah Jakarta dari tahun ke tahun. Pemprov DKI, siapapun yang memangkunya selalu kewalahan menahan datangnya air hujan  yang datangnya rombongan super besar tersebut.

Saking seringnya datang luapan air tersebut, ada saja sikap warga yang nyeleneh, entah karena frustasi ataupun yang tak ambil pusing dengan "kiriman dari bogor" tersebut.  Tiga orang teman saya yang rumahnya di kawasan banjir sekitar Kampung Melayu ini menanggapi datangnya banjir dengan cara yang berbeda.

Teman saya yang pertama, sebut saja Si A, dia baru saja menikah dengan gadis pujaannya yang rumahnya di kawasan banjir Kampung Melayu. Pada hari kedua pernikahannya, dia dikagetkan oleh air yang sudah hampir menenggelamkan kasur tempat ia tidur. Ia panik luar biasa karena menyadari tidak bisa berenang. Sementara itu mertuanya dan anggota keluarga lainnya tenang-tenang saja karena sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.

Siangnya SI A tersebut diam-diam membeli kasur pompa yang bisa digunakan sebagai pelampung ketika banjir.  Tak disangka, mertuanya tersinggung berat gara-gara itu. Mertuanya mengatakan yang kira-kira maksudnya "Lu ceraikan saja anak saya kalau tidak suka dengan kondisi seperti ini". Si A pun bingung menanggapinya karena pembelian kasur tersebut sama sekali tak ada kaitannya dengan kecintaannya pada istrinya yang baru tiga hari dinikahinya tersebut.

Teman saya satu lagi, sebut Si B, juga tinggal di sekitar Kampung melayu, menanggapi banjir-banjir itu dengan guyonan. Suatu ketika ia nelpon saya yang tingga di Bogor, kebetulan saat itu saya lagi di kamar mandi sehingga istri saya yang menerima telepon "Bilangin sama bapak, mandinya jangan kelamaan, airnya sudah sampai sini....".  Oh Ya. saya baru ingat kalau semalam ada berita Bendung Katulampa sudah Siaga-1.

Hari itu dia tidak masuk kerja karena rumahnya kebanjiran. Siangnya saya telepon untuk menanyakan airnya setinggi apa. Teman itu lagi-lagi bergurau "Nggak, cuma semata kaki........tapi saya berdirinya di loteng".

Teman saya yang ketiga, dia menulis status pada halaman facebooknya..."Tuh kan, untuk sekedar banjir, Jakarta nggak perlu hujan....".  Haha... ada-ada saja teman ini. Seperti sudah kebal sama banjir. Akhirnya saya tak kuat untuk mengomentari  "Maaf, pengennya sih Bogor ngirim anggur ....."

Salam dan turut prihatin....

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun