Pemilu adalah sesuatu yang lumrah terjadi di negara demokrasi,ini adalah salah satu prasarat bagi kelangsungan demokrasi itu sendiri.
Pasca pengumuman hasil rekapitulasi oleh KPU,dan kemenangan bagi kubu Jokowi ma'ruf Amin,gasing politik di Jakarta berpusing cepat.masing-masing kekuatan politik sedang berhitung ulang tentang untung dan rugi posisi saat ini.
Sengketa di MK
para elit partai politik mesti sedikit bersabar untuk melabuhkan kekuatanya,kubu 02 yang mengajukan gugatan sengketa pemilihan presiden ke MK,membuat semua pihak mau tidak mau harus sedikit mengerem ambisinya untuk mendekati kekuasaan.
Tapi politik itu memang cair,sidang-sidang di MK malah memberi waktu dan ruang untuk semakin menimbang matang-matang bagi para elit politik.apa yang bisa di berikan,dan posisi apa yang kemungkinan besar bisa di dapatkan.
Politik itu memang tentang kekuasaan.segala cara dan strategi saat ini pasti di maksimalkan untuk bisa tetap eksis di panggung politik nasional.semua sedang di kaji ulang,bila pihak 01,jokowi-Kiai ma'ruf Amin tetap di nyatakan sebagai pemenang oleh MK,maka bandul politik pasti akan condong kepada pemenang.begitu pula sebaliknya.
Bila pasangan 02,prabowo-Sandi bisa memenangkan gugatan di MK,siapa bisa menjamin koalisi pendukung Jokowi-kiai Ma'ruf Amin akan tetap solid dan kompak.dan ini adalah hal yang lumrah di dunia politik.tidak ada kawan sejati,yang adalah kepentingan dan kekuasaan yang di cari.
Mari kita tunggu bersama setelah MK memutuskan perkara sengketa pilpres 2019 ini,harapan kita adalah rakyat yang di menangkan dari perhelatan akbar demokrasi di negeri ini.dan semoga rakyat indonesia yang sempat terbelah oleh politik pilpres bisa merajut kembali tali silaturahim.
Perbedaan kita campakan,permusuhan kita musnahkan.yang ada adalah rukun dan damai membangun kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.semoga
Salam indonesia jaya
