Sebelum hape booming seperti sekarang, kampung saya sudah didata siapa saja yang mau pasang telpon rumah, banyak yang mau pasang, tinggal nunggu realisasi Telkom untuk memasang jaringan.
Dimulailah penambahan jaringan, kabel dibentang, tiang ditanam sampai kampung tetangga. Setelah itu terhenti sampai sekarang.
Tadinya mau dilanjutkan ke kampung saya, tapi Telkom berubah haluan, dia mempromosikan telpon Flexi yang tidak butuh tarikan kabel dan tiang. Modalnya lebih irit.
Makin kesini Flexi semakin kurang peminatnya karena layanannya yang amburadul. Sementara hape makin marak, dan makin murah layanannya. Membuat Telkom mikir 200x untuk menambah jaringan kabel telpon rumahnya, pelanggan yg ada saja banyak memutuskan sambungan, tidak lagi berlangganan.
Gagallah kampung saya punya jaringan telpon rumah berbasis kabel.
Kini, di era internet. Disaat orang lain sudah bisa menikmati internet murah dari Telkom dengan Speedy-nya yang Sekarang berganti nama jadi Indiehome, kampung saya sama sekali tidak bisa menikmati semua layanan itu, harus puas dengan koneksi data melalui layanan provider seluler yang muahal. Padahal kampung saya terletak di tengah kepungan kawasan industri, dengan pabrik-pabrik besarnya. Dari pabrik mie instan yg mendunia itu, sampai beberapa pabrik motor dan mobil.
Internet tidak hanya untuk gaya hidup, buat saya malah jadi lahan cari nafkah. Tapi mahalnya koneksi dan susahnya akses yang bisa saya nikmati benar-benar menghambat. Â
Kampung saya sama sekali tidak ada koneksi data yg bisa dipakai selain dari provider seluler.
Ada sih kalo RT/RW net mah, cuma itu... muahal bingits, lebih mahal dari provider seluler.
Saya dan mungkin ribuan orang yang bernasib seperti saya, sangat merindukan koneksi internet murah, walo ga murah-murah amat minimal terjangkaulah
Berharap ada wifi corner di Cikampek yg bisa ditangkap sinyalnya dari rumah saya, biarlah saya yang berusaha untuk menyediakan sendiri perangkat penangkap sinyalnya.[caption caption="Akses Point Penangkap Sinyal Wifi"][/caption]Â
