Mohon tunggu...
Iskandar R Asyahi
Iskandar R Asyahi Mohon Tunggu... -

Ayahku Ramli Abusyahi dari Lhoksukon, Ibuku Maryani Ali dari Meureudu, Istriku Ubiet Junita Sari dari Montasiek. Semuanya nama tempat di Aceh. Anakku Nada Aliefya Safira, Fatih Muhammad Aufa dan Fahri Muhammad Azzam. Semata karena-NYA aku sempat berada di stpdn, unibraw, unsyiah dan ui. KarenaNYA aku berbuat dan kepadaNYA aku menuju

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harusnya lulusan terbaik, bukan hebat dalam ujian tulis semata

11 Juni 2011   13:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua persoalan bangsa yang hari ini terpapar di depan mata, adalah hasil dari apa yang ditanam oleh lembaga-lembaga pendidikan di masa para elit beranjak dari kanak-kanak ke remaja, remaja ke pemuda dan dari pemuda ke manusia dewasa. Lembaga pendidikan dapat saja SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Pola asuh dan didikan keluarga termasuk dari lembaga pendidikan dimaksud. Elit Indonesia yang hari ini berkiprah mewarnai penyelenggaraan kehidupan pemerintahan, militer, hukum, peradilan, bisnis, sosial, politik dan  olaharaga bukan manusia yang tiba-tiba turun dari langit. Semua prilaku elit terbentuk dari pola asuh dirumah, pola didik di sekolah dan pola pikir lingkungan masyarakat dimana ia tumbuh kembang.

Mereka berprestasi di kala menempuh pendidikan, namun prestasi yang diraih adalah prestasi dalam kemampuan menjawab serangkaian soal-soal tertulis yang diberikan dalam ragam ujian. Persoalan pendidikan paripurna bukanlah semata kepintaran menjawab soal ujian, namun di dalamnya terdapat dua pilar penting lainnya yaitu sejauh mana kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosionalnya. Di dalam dua pilar terakhir itulah terdapat kepribadian luhur dan kepekaan terhadap sesama manusia dan lingkungan dimanapun ia berada. Bila pendidikan model terpadu tersebut yang berlangsung di era 60 an, 70 an, 80 an, 90 an maka saat ini bukan seperti ini keadaan Indonesia.

Saatnya merombak pendidikan yang menempatkan persoalan prestasi semata pada raihan nilai ujian tulis. Lulusan terbaik adalah mereka yang memiliki akumulasi nilai tertinggi dari gabungan tiga penilaian utama dari proses pendidikan, yaitu kemampuan nalar, kematangan emosional dan ketinggian spiritual. Persoalannya dibutuhkan parameter yang konkrit untuk memberi nilai dua pilar pendidikan yang kerap terabaikan.

Lulusan terbaik, bukan lagi hanya si kutu buku yang apatis terhadap sesama dan lingkungan, bukan lagi mereka yang  kosong hatinya dari keberadaan Sang Pencipta. Tapi si Kutu buku yang memiliki kepedulian sosial dan selalu taat pada Tuhannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun