Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Miniseri "Chernobyl"

23 Maret 2020   07:11 Diperbarui: 23 Maret 2020   07:14 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster Chernobyl--impawards.com

Jika ada pecahan grafit disitu, berarti inti reaktor telah hancur dengan dahsyatnya. Sebuah "bom nuklir" telah meledak ditengah kota. Inti reaktor RBMK-1000 tidak sedang kepanasan saja, tidak meleleh, tapi benar-benar meledak dengan hebat. Malam itu, seolah para petugas damkar sedang menjalani jutaan kali foto sinar X. Jutaan kali efek foto Roentgen, diborong dalam satu malam. Kehebohan yang lebih menyeramkan sebenarnya, dari semburan api naga dalam trilogi Hobbit, The Desolation of Smaug.

Dalam filmnya, kita akan diajak tur, "jalan-jalan" melihat bagaimana berantakannya reaktor nomor empat. Sekian menit setelah ledakan terjadi. Reaktor empat Chernobyl, adalah salah satu tempat paling terlarang di muka bumi, untuk saat ini. Dengan visa paling sakti sekalipun, meskipun anda adalah presiden Donald Trump, anda tidak akan pernah bisa ke dalam sana sekarang.

Orang-orang mulai ambruk terpapar radiasi. Wajahnya memerah. Dan tanpa riwayat penyakit tuberkulosis, mereka mendadak muntah darah. Semua orang panik. Dan bahkan mereka belum tahu kenyataan sebenarnya. Seseorang bertanya dalam ketidak pastian.

"Apakah terjadi perang? Apakah musuh menyerang?"

Mungkinkah NATO menyerang Chernobyl? Mungkinkah Amerika dan sekutunya mulai melancarkan invasi? Kita tahu saat itu sedang dingin-dinginnya suasana cold war.

Suara sirine amat berisik. Hampir semua warga Pripyat mungkin tak bisa tidur malam itu. Dari tempat terbuka, mereka melihat gelora api di area PLTN. Mereka masih berpikir, itu kebakaran biasa. Walaupun mereka juga curiga, melihat warna api yang lain dari biasanya. Bahkan dengan santai mereka menikmati "hujan abu" malam itu. Mereka tidak tahu, jika itu bukanlah hujan abu biasa. Ada tempat yang disebut "jembatan kematian", dimana seluruh penduduk yang menyaksikannya "pemandangan" malam dari tempat itu, seluruhnya meninggal tak lama kemudian. Karena radiasi.

Beberapa saat setelah kecelakaan memang terjadi hujan sungguhan. Mungkin itu berkah bagi para pemadam kebakaran yang sedang bertugas. Meringankan beban mereka. Tidak harus berlelah-lelah menyemprotkan air lagi. Tapi sebenarnya itu memperparah bencana malam itu. Air dari langit, membuat semua orang tersiram hujan radiasi.

Meskipun berbagai bukti terus dikemukakan oleh para bawahannya, Anatoly Dylatov, seorang yang muncul sebagai antagonis dalam film ini, terus menerus tidak percaya. Ia masih mengingkari bahwa kecelakaan malam itu adalah kecelakaan besar. Skalanya internasional. Dia masih saja menganggap itu hanya kebakaran kecil. Yang tidak sampai berakibat buruk kepada reaktor dan inti reaktor. 

Dia, karena beberapa waktu sebelumnya juga melakukan beberapa tes uji coba dan hasilnya juga gagal, menganggap kegagalan malam itu tak akan berdampak besar. Sama seperti kegagalan-kegagalan di malam sebelumnya. Seberapapun lama Dylatov, atau dua atasan yang lain menempuh pendidikan, sebenarnya juga bingung harus bertindak apa. Mereka tidak tahu skala kecelakaan sebenarnya. Dylatov mengira, tingkat paparan radiasi hanya hanya sekian Roentgen per detik. 

Padahal nilainya mencapai ribuan kali lipat. Ratusan kali lipat lebih besar daripada ambang batas wajar. Terlebih, ini adalah musibah reaktor nuklir pertama dalam sejarah Republik Sosialis Soviet, dan mungkin dalam sejarah dunia. Kecelakaan seperti ini belum pernah ada. Para insinyur bingung, bagaimana mungkin sebuah inti reaktor bisa meledak. 

Tapi nyatanya itulah yang terjadi. Kita yang tidak bingung atau tidak merasa gumun hari ini, adalah karena kita pernah melihatnya. Pernah membaca beritanya. Sudah ada penjelasannya. Tapi, sebenarnya kita tak tahu apapun tentang PLTN. Dan ilmuwan paling ahli saat itu, seakan masih tidak percaya. Mengapa itu bisa terjadi. Sebuah inti reaktor RBMK-1000 yang meledak? Seperti kisah tentang karamnya RMS Titanic, yang konon katanya tak bisa tenggelam. Sangat mustahil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun