Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Bahagia Sekarang Sampai Selamanya

21 Agustus 2019   02:47 Diperbarui: 21 Agustus 2019   02:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Sebuah puisi yang ditulis untuk merayakan pernikahan disebut epithalamium.

 Dalam tradisi Yunani kuno, untuk merayakan pernikahan, sebuah puisi yang dipenuhi dengan berkat dan ramalan kebahagiaan ditulis untuk menghormati pengantin pria dan wanita.  Laki-laki dan perempuan menyanyikan lagu untuk pasangan yg berbahagia di pintu kamar pernikahan mereka.  Kebiasaan ini menyebar ke Romawi, dan akhirnya para penyair klasik mengembangkan epithalamium menjadi bentuk sastra khusus, yang kemudian menyebar ke Prancis, Italia, dan Inggris.  Bahkan Tennyson menulis epithalamium, untuk menghormati pernikahan saudara perempuannya.  Akhirnya, istilah itu berkembang, mencakup karya-karya musik --- seperti Bridal March Wagner di Lohengrin --- dan lukisan-lukisan Renaisans Italia yang menggambarkan Venus dan Cupid, yg diberikan kepada pengantin baru untuk mendoakan kebahagiaan dan kesuburan mereka.

 Lebih dari sekali Alkitab membandingkan kasih Allah bagi umat-Nya dengan mempelai laki-laki  dan kedatangan kerajaan surga ke perayaan pernikahan.  Seperti budaya Amerika, mimpi Disney tentang "bahagia sekarang sampai selamanya" menjiwai perayaan perayaan pernikahan. Namun sayangnya, lebih dari separuh dari semua pernikahan berakhir dengan perceraian, "bahagia  sekarang dan selamanya" tampaknya hanyq menjadi sebuah dongeng yang tak kunjung tercapai.

 Puji Tuhan untuk harapan "Bahagia sekarang dan selamanya" yang sebenarnya. Yohanes menerima penglihatan tentang kedatangan Kristus, di mana seorang malaikat berkata, "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." dan menunjukkan kepada Yohanes Yerusalem Baru (Wahyu 21: 9).  Pada hari kedatangan Kristus untuk membawa kita ke kota yang cerah itu, kita akan merayakan pernikahan yang tidak seperti yang lain, dan benar-benar tidak akan ada lagi penyesalan, tangisan, atau rasa sakit.

Ayat renungan:
Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Yesaya 62:5

(2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

(3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

(4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.
Wahyu 21:2-4

Doug Batchelor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun