Mohon tunggu...
De Kalimana
De Kalimana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sedekah Satu-satunya Cara Bersyukur kepada Allah

6 September 2018   21:25 Diperbarui: 18 September 2018   18:28 4207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kitab suci Al-Quran, setidaknya ada 3 ayat klaim Tuhan tentang betapa sedikitnya manusia yang mau (pandai) bersyukur kepada-Nya.  Pertama, QS. Saba' ayat 13: "Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur."   Kedua, QS. Al-Baqarah ayat 243:  "Sesungguhnya Allah sentiasa melimpahkan kurnia-Nya kepada (seluruh) manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."   Dan ketiga, QS. Ibrahim ayat 7:  "Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."

Padahal bagi orang yang enggan bersyukur, Allah Ta'ala mengancam dengan azab-Nya yang sangat pedih.  Sedangkan bagi orang yang pandai bersyukur maka Allah berjanji akan menambahkan kenikmatan baginya.  Allah SWT berfirman melalui QS. Ibrahim ayat 7 : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Rasulullah SAW adalah manusia yang patut kita teladani dalam bersyukur, agar Allah menambah kenikmatan itu kepada kita. Diriwayatkan ketika Siti Aisyah bertanya kepada Nabi Muhammad (suaminya), mengapa Nabi begitu kuat dan tekun beribadah (shalat malam) sampai kakinya bengkak. Padahal beliau adalah seorang nabi yang telah diampun dosanya yang dahulu maupun yang akan datang. Nabi Muhammad menjawab,  "Tidak bolehkah aku menjadi orang yang pandai bersyukur kepada Allah?"

Cara Bersyukur

Bersyukur memang sangat mudah untuk diucapkan tetapi tidak mudah dilaksanakan.  Sampai-sampai Allah menyatakan "Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur".

Imam Al-Ghazali mengajarkan kepada kita bahwa cara bersyukur kepada Allah dilakukan dengan tiga tahap, yaitu dengan hati, dilanjutkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan.

Pertama, Bersyukur dengan hati. Bersyukur dengan hati merupakan bentuk kesadaran yaitu  menyadari atau meyakini sepenuhnya bahwa segala nikmat dan rezeki yang didapatkan semata-mata merupakan karunia dan kemurahan Allah. Dalam Alquran Allah Swt berfirman: "Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah" [QS An-Nahl (16):53].

Kesadaran tentang segala kenikmatan merupakan karunia Allah harus ditimbulkan seketika saat mendapatkan kenikmatan atau rezeki.  Kemudian kesadaran bersyukur sebaiknya dilakukan secara istiqamah melalui tafakur atau tasyakur di malam hari saat akan tidur.

Kedua, Bersyukur dengan lisan. Bila kesadaran atau keyakinan seseorang bahwa segala nikmat yang didapatkan berasal dari Allah SWT, maka seharusnya dia mengucapkannya dengan lisan, Alhamdulillah (segala puji bagi Allah yang telah memberi karunia kenikmatan).

Bersyukur dengan lisan selain diucapkan secara spontan saat memperoleh kenikmatan, juga sebaiknya juga dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti saat berdzikir selepas melaksanakan shalat rawatib 5 kali sehari, atau saat berdzikir di sepertiga malam terakhir.

Ketiga, Bersyukur dengan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan merupakan bentuk rasa syukur yang konkrit (nyata), yang bermakna bahwa semua nikmat yang diperoleh harus dimanfaatkan di jalan yang diridhai-Nya. Nabi Muhammad menjelaskan bahwa Allah SWT sangat suka melihat nikmat yang diberikan kepada hambaNya dengan cara dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hambaNya". Maksud dari hadis itu ialah bahwa Allah sangat suka pada hamba-hamba-Nya yang memperlihatkan segala nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya. Misalnya, orang kaya membagi hartanya untuk bersedekah kepada kaum dhuafa.

Bersedekah adalah Bentuk Rasa Syukur.

Cara bersyukur yang diajarkan Imam Al-Ghazali adalah membuktikan rasa syukur dengan suatu perbuatan, yaitu bersedekah.  Ada empat macam wujud syukur dalam bersedekah, yaitu (1) sedekah harta, (2) sedekah ilmu, (3) sedekah tenaga, dan (4) berdo'a  (mohon ampunan).  Aturan main dalam bersedekah adalah:

Pertama. Sedekah harta merupakan bentuk rasa syukur paling utama bagi mereka yang diberi karunia nikmat, terutama rezeki harta. Aturan mainnya adalah bersedekah minimal 2,5 persen dari rezeki yang diperolehnya.

Kedua.  Apabila seseorang tidak mempunyai cukup harta untuk disedekahkan (miskin), maka ia harus bersedekah dengan ilmu. Bentuknya adalah berdakwah, atau "amar makruf nahi munkar", yaitu mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Ketiga.  Apabila tidak mempunyai cukup harta (miskin) dan tidak cukup ilmu (tidak pandai) untuk disedekahkan, maka ia bisa menggantikannya dengan sedekah tenaga. Yaitu membantu dalam bermacam kebajikan dengan tenaganya. 

Keempat.  Berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.  Hal itu adalah upaya terakhir apabila ia tidak mempunyai cukup harta, ilmu dan tenaga untuk disedekahkan, maka ia harus memohon ampunan.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa sedekah merupakan bentuk konkrit dari rasa syukur kepada Allah SWT.  Besar kecilnya wujud sedekah menunjukkan ukuran besar kecilnya kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT.

Marilah kita merenungi segala kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita. Dan semoga kita mampu bersedekah sehingga kita termasuk dalam golongan orang yang pandai bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun