Mohon tunggu...
Kak Wulan
Kak Wulan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengaji Pancasila; Tadarus Cinta dalam Berbangsa

1 Juni 2017   11:59 Diperbarui: 1 Juni 2017   12:22 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari-hari ini, sebagaimana dirasakan bersama, suasana batin kita begitu mencekam karena rona perpecahan telah tampak didepan mata. Pertengkaran kata di sosial media, gunjing perilaku yang kontraproduktif dan debat keyakinan yang overquota,yang tentu saja tidak sehat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah segera kita akhiri.

Satu sebab yang paling dirasa menjadi pangkal dari semua masalah ini tiada lain adalah kerumitan dalam mengelola kebhinekaan yang sebetulnya sudah menjadi fakta sejarah yang ada.

Bangsa kita bukan saja diwariskan keanekaragaman hayati dengan rantai gugusan wilayah pulau dan perairan yang sangat luas dan berserak banyak, tapi juga ditakdirkan untuk majemuk dan heterogen secara sosial dari sananya. Hal ini saja tentu saja akan menghadirkan keresahan kolektif yang massif soal bagaimana kita seharusnya menyikapi persoalan-persoalan tersebut, yang bila tidak terkelola dengan baik maka akan menjadi bom waktu yang akan meledak disuatu hari nanti.

Solusi awal dari masalah-masalah itu ada baiknya kita kembalikan kepada fondasi dalam kita berbangsa dan bernegara, yaitu merefleksikan ulang tentang makna hadirnya Pancasila dalam keyakinan kita. Dan untuk menebalkan keyakinan kita akan arti pentingnya Pancasila sebagai ideologi dan pemersatu dari segala perbedaan itu tentu saja adalah dengan sering mengkajinya. Mentadaruskannya dan yang paling penting adalah mengimplementasikannya. Modalnya hanya satu, sertai dengan penuh rasa dan cinta. Itu yang akan menjadi penopang ketika upaya keraguan tiba. Mengaji pancasila adalah salah satu bukti bahwa kita cinta negara ini. Cinta warga negaranya. Dan cinta semua yang terhampar di sepanjang daratannya.  Pancasila sudah seharusnya dan sudah saatnya menjadi kohesi sosial dari semua perbedaan yang ada di negeri kita. Menyatukan perbedaan kita dari segala sudut pandang perbedaan.

Mengaji Pancasila, tentu saja dalam makna yang paling hakiki, sejatinya adalah berarti menerapkan dan mengaplikasikan nilai-nilai yang tersaji didalam kandungan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari.  Bagaimana kita beragama, berketuhanan, berkemanusiaan, merekatkan persatuan diantara anak bangsa, merefleksikan kerakyatan, dan juga menghadirkan keadilan sosial secara utuh dalam ruang lingkup kehidupan kita sehari-hari.

Menjelang seratus tahun usia republik, seyogyanya, bincang keberagaman ini sudah harus menemukan titik temu yang padu, agar asa kebangkitan bangsa, bisa segera kita rasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun