Hal tersebut bisa menghambat progress kita karena kalau kita tidak pernah memulai atau tidak pernah mencoba bagaimana kita akan mengembangkan kemampuan kita untuk memenuhi ekspektasi diri sendiri?
Satu hal lagi yang sangat menyebalkan adalah ketika mau sebanyak apapun usaha yang kamu lakukan, hasilnya gak akan pernah memuaskan. Memang, banyak yang bilang kalau kemampuan gambarku itu bagus untuk anak seumuranku tapi aku sering berpikir bagaimana ketika aku sudah dewasa? Saat ini karyaku kelihatan tidak mengalami banyak progress. Jadi apakah ketika aku dewasa kemampuanku masih bisa dibilang luar biasa?
Apa kalian pernah merasa seperti kalian menipu orang-orang yang memuji kalian? Maksudnya, pernahkah kalian berpikir bahwa kalian tidak pantes menerima pujian dari orang lain karena kalian merasa orang-orang melihatmu sebagai lebih hebat dari dirimu yang sebenarnya? Itu yang dinamakan Imposter Syndrome.Â
Â
Imposter Syndrome
Imposter Syndrome atau sindrom penipu adalah kondisi psikologis dimana seseorang merasa tidak pantas atas pencapaian atau posisi yang mereka miliki. Orang-orang yang mengalami imposter syndrome sering meragukan kemampuan diri sendiri dan pencapaiannya walaupun ada bukti-bukti yang menyatakan kebalikannya. Salah satu contoh pengalaman imposter syndrome yang sering terjadi pada seniman adalah ketika seseorang memuji karya seniman, namun seniman kesusahan untuk menerimanya. Kalian pasti pernah begitu kan? Alasannya karena orang lain hanya melihat hasil akhirnya, mau sebagus apapun hasil akhirnya seniman yang membuatnya pasti melihat semua kesalahan yang ada di karya tersebut. Imposter syndrome ini bisa menjadi salah satu faktor mengapa hobimu sudah tidak menyenangkan lagi.
"Look Back"
Sekarang mari kita bahas tentang film "Look Back" Film yang diadaptasikan dari manga one-shot karya Tatsuki Fujimoto. Cerita beralih kepada karakter utama kita Fujino, siswi kelas 4 yang suka menggambar panel manga untuk koran sekolah setiap minggu. Pada awal cerita kita melihat murid-murid di kelas sedang tertawa saat koran sekolah sedang dibagikan, mereka semua menyukai panel manga yang digambar oleh Fujino minggu ini. "Gambarnya bagus sekali!"
"Panel minggu ini sangat lucu Fujino," kedua murid yang berada di sebelahnya memuji. "Oh ini? Aku agak sibuk minggu ini jadi kugambar dalam lima menit." Fujino sudah terbiasa menerima pujian seperti itu, orang-orang di sekitar Fujino mengenalnya sebagai anak yang berbakat. Dia sangat percaya diri dan menganggap dirinya yang paling hebat. Ketika gurunya memberi tahu bahwa ada siswi bernama Kyomoto yang juga ingin menggambar untuk koran sekolah, Fujino merendahkannya. "Kurasa aku tak keberatan. Tapi, menggambar karya seni yang bagus bakalan sulit bagi seorang amatir." Ketika kamu memang sudah terkenal sebagai yang terbaik, bisa saja kamu mulai berani untuk merendahkan orang lain.
Minggu berikutnya karya panel manga Kyomoto ditunjukkan di koran koran sekolah, ego Fujino terhancur. "Sepulang Sekolah oleh Kyomoto" berisi gambaran-gambaran pemandangan sekolah yang sangat detail, dan terlihat jauh lebih profesional dibanding gambarannya Fujino. "Tapi dibanding gambar kyomoto, gambaranmu biasa-biasa saja."
Fujino mulai meragukan kemampuan dirinya sebagai seorang seniman, ia tidak bisa menerima kalau ada siswi kelas 4 yang lebih pintar menggambar. Sepulang sekolah Fujino langsung bekerja untuk meningkatkan kemampuan menggambarnya, berlatih, berlatih, dan berlatih. Sejak hari itu Fujino menjadi sangat terpaku untuk bisa menggambar lebih baik daripada Kyomoto, pekerjaannya setiap hari hanya menggambar, menggambar, dan menggambar. Ia ingin sekali menetapkan statusnya sebagai seniman terbaik di antara teman-temannya, tetapi ketika kamu terlalu fokus dalam satu misi semua pekerjaanmu yang lain akan terabaikan.