>>>>>>>>>>Aja rubuh-rubuh gedang adalah ujar-ujar dalam bahasa Jawa. Padanan ujar-ujar ini dalam bahasa Sunda adalah “ulah sailu-iluna”. Dalam bahasa Sunda ada lagi ujar-ujar semakna dengan ulah sailu-iluna, yaitu “ulah tuturut munding”. Makna ujar-ujar ini sama yaitu dalam melakukan sesuatu hal atau pekerjaan jangan ikut-ikutan tanpa memahami, tanpa tahu ilmunya. Misalnya, menggergaji papan. Gergaji untuk memotong papan berbeda dengan gergaji untuk membelah. Atau cara mencabut paku, jangan sembarang cabut. Paku kecil bisa dicabut dengan alat ini, dan paku besar harus dengan alat itu.
>>>>>>>>>>Aja rubuh-rubuh gedang tidak hanya berlaku dalam urusan tersebut di atas tadi. Hal-hal besar lainnya juga jangan sampai sailu-iluna, jangan tuturut munding. Termasuk shalat. Apa makna yang tersirat dalam 4 macam gerakan dasar shalat? Pada saat tahiyat mengapa telunjuk tangan kanan harus diposisikan menunjuk? Mengapa ketika mengucapkan salam harus memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri? Dan lain-lain.
>>>>>>>>>>Hendaklah setiap orang berusaha untuk mendapatkan jawabannya agar tidak termasuk ke dalam kelompok “mereka merasa berbuat banyak tapi tidak mendapat apa-apa”.
>>>>>>>>>>Selamat berjuang.
Kota Baru Karawang,100620120001