Ulkus diabetik merupakan suatu komplikasi yang umum bagi pasien diabetes melitus penderita diabetes ini mencapai 2000 juta di negara indonesia 50% dari terkena komplikasi ulkus diabetik. Teknik relaksasai nafas dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat perawat mengajarakan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam , nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal ) dan bagaimana menghembuskan nafas secara berlahan selain dapat dapat menurunkan intensitas nyeri juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen dalam darah
Namun dalam penelitihan ini menunjukkan bahwa perbedaan merespon intensitas nyeri di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : usia, jenis kelamin , pendidikan dll, dalam ha ini usia menentukan kpada usia >50 tahun merasakan tidak begitu merespon nyeri karena faktor umur di pengaruhi usia terutamnya dewasa akhir (potter dan perry 2010). Adapun pada jenis kelamin juga menentukan bahwa laki-laki dan perempuan secara signifikan dalam merespon nyeri karena mengungkapkan respon terhadap nyeri tersebut pada fase sensasi itu bersifat subyektif maka dari tip-tiap orang menyikapinya dengan berdeda.
Dalam hal ini pada perawatan pada penderita ulkus diabetikum bahwa sebelum dilakukannya teknik relaksasi nafas dalam rata rata banyak merespon nyeri. Kemudian sesudah dilakukannya teknik relaksasi nafas dalam ini pasien merespon nyeri berkurang karena teknik relaksasi nafas dalam ini dapat menurunkan intensitas nyeri karena relaksasi sendiri merupakan suatu bentuk kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres sehingga pasien bisa merasakan rileks yang dapat menurunkan int ensitas nyeri terutama dalam hal ini pada perawatan ulkus diabetikum.