Mohon tunggu...
Kurma

Jejak Peradaban Islam di Aotearoa

10 Mei 2019   08:23 Diperbarui: 10 Mei 2019   08:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Aotearoa, adalah sebutan bagi sebuah negara kepulauan di sebelah Barat Daya Samudera Pasifik, Selandia Baru. Aotearoa berasal dari kata bahasa Maori yang dalam bahasa Inggris memiliki arti Land of the Long White Cloud atau jika diterjemahkan ke bahasa Indoneisa berarti Tanah Berawan Putih Panjang. Ini adalah sebutan bagi Negeri Kiwi, Selandia Baru. 

Maori sendiri merupakan suku asli yang mendiami negara persemakmuran Inggris tersebut. Meski demikian, suku Maori tidak menutup diri terhadap masyarakat pendatang. Karenanya, banyak juga dari suku Maori yang menjadi penganut ajaran agama yang dibawa oleh para pendatang, tak terkecuali juga Islam.

Sejatinya Islam mulai masuk ke Selandia Baru pada abad ke-19 dimana tercatat ada 15-17 penambang emas dari Cina yang mendaftarkan diri sebagai Mohammadan (pengikut Muhammad) di ladang emas Dunstan di Otago tahun 1874. 

Namun dalam 'Islam in New Zealand: Historical Demography' tulisan Peter Lineham dari Massey University disebutkan bahwa Muslim sudah ada di Selandia Baru pada 1855. Menariknya justru makam Muslim pertama di Selandia Baru adalah milik seorang pelaut Jawa bernama Mohammed Dan, yang meninggal di Dunedin tahun 1888. 

Muslim mulai banyak masuk ke Selandia Baru sejak kedatangan para imigran dari India. Pada 1890 datang Syeikh Mohamed Din bersama sejumlah imigran Muslim lainnya dari Punjab, India. Awal abad ke-20 Saleh Muhammad beserta ayahnya, Sultan, tiba dari Turkmenistan dan menetap di Christchurch. 

Ada laporan lain yang mengatakan di sekitaran tahun yang sama, Amir Ali pangeran dari Ethiopia dan keluarganya pindah ke Selandia Baru, namun keturunannya berpindah agama walaupun tetap memakai nama bernuansa Islami.

Perkembangan komunitas Islam di Selandia Baru tak lepas dari peran sentral beberapa keluarga imigran Muslim yang datang dari Gujarat, India. Diawali oleh Muhammad Suleiman Kara pada 1907, yang kemudian disusul oleh anaknya, Ismail Kara, pada 1921. Nantinya Kara akan menjadi Presiden dari Canterburry Muslim Association yang baru berdiri pada 1977. 

Keluarga berikutnya yang datang dari Gujarat adalah Ismael Ahmed Bhikoo pada 1909, disusul oleh Essop Moosa setahun berselang. Sama halnya dengan Kara, keturunan Bhikoo dan Moosa pun menyusul sekian tahun kemudian, tepatnya pada 1936 dan 1940. Kerjasama keduanya melahirkan organisasi Muslim pertama di Selandia Baru, New Zealand Muslim Association (NZMA) pada 1950.

Setahun setelah lahirnya NZMA, datang kapal pengungsi dari Norwegia, SS Goya, yang mengangkut 900 pengungsi dari Eropa Timur, dengan 60 di antaranya adalah Muslim. 

Salah satunya adalah Mazhar Krasniqi, yang kelak akan menjadi salah satu tokoh terbesar pergerakan Islam di Negeri Kiwi. Ia menjadi Presiden NZMA selama dua periode. 

Tahun 1957 NZMA membeli sebuah rumah di jalan Hargrave, Auckland, untuk dijadikan pusat kegiatan Islam pertama di Selandia Baru. Dua tahun berselang, Islamic Center di jalan Hargrave dijual untuk kemudian mendirikan Islamic Markaz di Pompeliar Terrace Ponsonby.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun