Mohon tunggu...
Kahtan
Kahtan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Terkadang kita perlu mundur selangkah untuk melompat jauh kedepan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Sering Mendengar Kata-kata Bebas, Apa Pengaruhnya?

14 Juni 2021   08:53 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita tidak dapat mengelak ketika banyak beredar video-video didunia maya membanjiri kita dengan cepat, berbagai macam jenis tontonan, musik, lelucon dan lainnya sering dilihat dan didengar oleh kita. Tapi apakah kita tidak menyadari bahwa hal itu juga didengar oleh anak-anak. Anak kita, adik kita, sepupu, atau saudara kita sendiri. Secara disengaja atau tidak mereka juga ikut mendengarnya, mungkin dari televisi yang mereka lihat, HP yang mereka gunakan, atau mungkin kita yang tidak sengaja menyetel lagu didekat mereka. Bukan tidak mungkin mereka akan meniru dan mulai menyanyikannya tanpa tau apa arti didalamnya. Padahal secara tidak langsung hal itu berpengaruh terhadap mereka.

Fenomena ini sering kita lihat, mungkin kita pernah merasa miris dan kasian, tetapi kita juga bingung untuk bertindak. Jika kita larang yang terjadi  mereka malah akan semakin penasaran dan akhirnya mengeksplor lebih jauh lagi. Diusia anak-anak apalagi usia balita dan batita, perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh apa yang didengar dari lingkungan.

Bahasa  

Manusia mulai mengenali bahasa sejak umur dua tahun, perkembangannya terus tumbuh, mungkin ketika masih bayi, mereka hanya bisa menangis untuk berkomunikasi atau Babling yaitu mengeluarkan sebuah suara yang tidak bisa dimengerti. Namun pendengaran anak sudah befungsi dalam mendengarkan bahasa, bahkan didalam penelitian yang dilakukan oleh Kuhl mendapat sebuah fakta bahwa ketika masih bayi, manusia bisa membedakan bahasa-bahasa yang mereka dengar, hingga pada akhirnya hanya bisa memahami satu bahasa dominan yang akan menjadi bahasa ibu mereka.

            Oleh karena fakta itu, hal-hal yang biasa didengarkan kepada anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Para ahli bahasa juga setuju bahwa faktor lingkungan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempalajari bahasa yang baik. Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini cukup luas, apalagi bagi anak generasi milenial, mereka sudah kenal dengan Internet sejak lahir, berbeda dengan generasi sebelumnya. Maka tidak hanya orang tua, keluarga dan lingkungan rumah saja, tapi apa yang terdapat pada internet yang luas juga bisa mempengaruhi.

            Sayangnya, banyak sekali yang abai dan kurang mengawasi aktifitas yang dilakukan anaknya ketika sedang bermain gadget. Entah karena ingin mencari jalan pintas agar anak tidak rewel sehingga ketika diberikan gadget menjadi lebih anteng. Komunikasi antara orang tua atau orang dewasa yang mengawasinya menjadi lebih kurang, hal dominan yang sering mereka dengar hanya melalui gadget. Maka tidak heran apabila ditemukan banyak anak yang menyanyikan atau bahkan berkata yang kurang pantas diusianya.

            Cara Berpikir 

            Seorang anak yang mampu menguasai bahasa Bilingual lebih memiliki kemampuan mengingat lebih baik, pemecahan masalah, dalam Metalinguistik dan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa bahasa juga mempengaruhi kemampuan otak, dan juga mempengaruhi cara berpikir. Bagaimana jika anak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa yang rusak, kotor, dan tidak sopan. Tidak bisa dipungkiri, cara berpikir mereka juga terpengaruh oleh itu.

            Para peneliti juga telah membuktikannya, karena dalam kata 'Salju' saja bagi orang-orang di Amerika mereka hanya mengatakan kata tersebut dan mempunyai persepsi yang sama tentang salju, tetapi hal itu berbeda bila kita berkata kepada suku Eskimo. Ketika dikatakan salju mereka akan bingung, karena ada banyak jenis salju dalam bahasa mereka. Salju basah, hujan salju dan lainnya. Jadi bahasa juga mempengaruhi persepsi dan cara berpikir manusia.

            Sebagai contoh, ketika anak sering mendengar sebuah lagu yang populer seperti 'Harta dan Tahta, Jelek gapapa asal banyak duitnya' . lirik dalam lagu tersebut diulang dan ditiru berkali-kali. Tertanam pada pikiran mereka kata-kata tersebut, mungkin mereka masih belum mengerti apa maksudnya, tapi seiring berjalannya waktu dan berkembang, mereka akan terus mengingat hal itu. Dan akhirnya menjadi sebuah pemikiran yang terus mereka pegang akhirnya.

            Perilaku 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun