Mohon tunggu...
Muhammad Kahfi A.B.A.
Muhammad Kahfi A.B.A. Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menyeleraskan gagasan dengan tindakan dalam kehidupan bernegara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ir. Soekarno Bukanlah Dalang G30S/PKI dan Pemakzulan Ir. Soekarno dalam Sejarah Tidak Dapat Dibenarkan

27 Februari 2024   21:29 Diperbarui: 27 Februari 2024   21:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencopotan status Soekarno dan penetapannya sebagai tahanan politik hingga akhir hayatnya merupakan kesalahan terbesar bangsa Indonesia kepada soekarno yang tidak akan lekang oleh waktu dan selalu berbekas bagi siapa yang dikehendaki untuk menyadari peristiwa tersebut. 

Penyampaian atau pidato yang diberikan oleh almr. Ir. Soekarno dalam pidatonya yang berjudul "PIDATO NAWAKSARA" yang kemudian ditolak oleh MPR kala itu, karena MPR berkesimpulan bahwasannya substantive apa yang disampaikan oleh Ir. Soekarno tidak memiliki kaitannya dengan apa yang menjadi permasalahan yang menimbulkan korban "9 JENDERAL". In casua sua Ir. Soekarno memang benar-benar memberikan keterangannya dalam hal ini kapasitasnya sebagai presiden pertama dalam penyampaian nya beliau mengemukakan pemikiran serta emosionalnya tentang apa yang terjadi pada negeri ini pada kala itu.

Akan tetapi, MPR berpendapat bahwasannya Ir. Soekarno mengepalai persitiwa tragis tersebut. Dan hal tersebut bertentangan dengan konstitusi pra amandemen. Hal tersebut menjadi salah satu dosa besar bangsa Indonesia terhadap sang PROKLAMATOR.

BERIKUT SECARA EKSPLISIT MENGENAI PIDATO NAWAKSARA

Pidato Nawaksara adalah pidato pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Presiden Soekarno di depan Sidang Umum ke-IV MPRS pada 22 Juni 1966. Pidato ini menjadi sorotan karena isinya yang berhubungan dengan masalah G30S (Gerakan 30 September) dan sikap Soekarno dalam menghadapinya12.

Nawaksara berasal dari dua kata: "nawa" yang berarti sembilan dan "aksara" yang berarti huruf atau suku kata. Pidato ini membahas sembilan hal yang dianggap penting oleh Soekarno134. Berikut adalah ringkasan dari isi pidato Nawaksara:

Retrospeksi: Soekarno mengingatkan kembali amanat yang pernah disampaikan dalam Sidang Umum ke-II MPRS pada 15 Mei 1963, termasuk tentang pengertian pemimpin besar revolusi, mandataris MPRS, dan presiden seumur hidup.

Landasan-Kerja Melanjutkan Pembangunan: Berdasarkan amanat "Ambeg Parama-arta" dan "Berdikari", Soekarno menegaskan tiga hal: trisakti, rencana ekonomi perjuangan, dan pengertian berdikari.

Meskipun Nawaksara ditolak oleh MPRS, pidato ini tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia123.

METROTV/YT: ANDRE YUBERTA
METROTV/YT: ANDRE YUBERTA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun