Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Rahmatan Lil 'Alamiin

22 Agustus 2021   18:06 Diperbarui: 22 Agustus 2021   18:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadahan merupakan bulan yang dimuliakan bagi pemeluk agama islam dalam meningkatkan kualitas spiritual setiap individu guna menghasilkan ummat islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dimana ibadah sehari-hari yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya. Maka sepatutnya sebagai penganut agama islam kualitas ibadah yang dilaksanakan lebih dari bulan-bulan yang lain.

Perlu difahami bersama, bahwa islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin saat ini sedang mengalami permasalahan dengan maraknya prilaku kekerasan, prilaku kejahatan, prilaku asusila, dan berbagai penyimpangan prilaku menjadikan reinterpretasi penganut agama islam yang sedang mengalami anomali pemahaman ilmu agama islam ini pertama kali diturunkan dimuka bumi ini melalui malaikat Jibril a.s kepada Nabi Muhammad SAW ialah untuk menyempurnakan akhlaq manusia.

Dalam hal ini, penulis mencoba mengejawantahkan pesan yang tersirat (cryptical message) yang belakangan ini acapkali muncul dimedia cetak dan elektronik. Ternyata permasalahan ini sudah menjadi laten bagi bangsa Indonesia tiap tahunnya.

Dengan demikian, kiranya diperlukan pemahaman bersama dalam menangkap pesan yang tersirat bagi penganut agama islam sehingga dapat diwujudkan dalam pergaulan sehari-hari yang notabane-nya hari ini jauh bila hendak mengharapkan hasil maksimal. Secara kuantitas betapa besarnya jumlah masjid di Indonesia, tetapi tidak memiliki dampak yang dapat mempengaruhi penganut agama islam itu sendiri.

Padahal bangsa ini mayoritas penduduknya adalah muslim yang senantiasa terekspose diberbagai media cetak dan elektronik nasional ataupun internasional. Dengan timbulnya asumsi itu, terkesan penganut agama islam tidak memahami ajaran yang terkandung didalamnya. Walaupun bangsa Indonesia dipenuhi dengan jutaan masjid, acara-acara pengajian, dan pendidikan berbasis islam ( Pondok Pesantren).

Tidak terpikirkan pula oleh mereka, mengapa hal demikian itu mudah mempengaruhi prilaku bangsa Indonesia dikarenakan dengan maraknya budaya barat (westernisasi) yang masuk untuk menggerogoti budaya islam Indonesia yang menebarkan perdamaian dalam mengajak manusia memperbaiki akhlaq. 

Semua ini akibat ummat islam senantiasa menjaga prilaku kehidupan sehari-hari dan membawa pesan damai dalam melaksanakan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW yaitu memperbaiki akhlaq agar sesuai dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Oleh karenanya, problematika tersebut berimplikasi pada pergaulan hidup sehari-hari yang kian tidak bersahabat, ironisnya, masih minimnya perhatian yang diberikan oleh ummat islam indonesia sendiri. Hal ini terjadi sebagai akibat ummat islam Indonesia dalam memahami agama islam, menurut Bung Karno dalam bukunya "Dibawah Bendera Revolusi", kurang feeling-nya terhadap sejarah.

Ummat islam berani mengeluarkan biaya besar secara individual maupun kolektif untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang sifatnya ceremonial, tetapi enggan membaca dan memahami buku-buku keislaman apalagi harus membeli untuk refrensi dalam memperbaiki akhlaq, kelemahan inilah yang melahirkan ummat islam Indonesia berada dalam penyimpangan prilaku.

Untuk itu, dibulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan ini, ummat islam dimanapun berada sekiranya dapat lebih memperhatikan sesama penganut agama islam dan senantiasa menebarkan prilaku yang saling kasih-mengasihi, tolong-menolong, hormat-menghormati untuk menyampaikan pesan perdamaian sebagai rahmatan lil 'alamin.

Wallahu A'lam Bisshowab.

Tulisan sudah tayang dalam rubrik Opini Lampung Post, 26 Juni 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun